Thursday, July 19, 2018

Jangan Takut Berkorban, Agar Kalian Tidak Menjadi Korban…

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,
Jangan Takut Berkorban, Agar Kalian Tidak Menjadi Korban…
___KH. Hasyim Muzadi – rahimahullah –


Apa yang beliau sampaikan benar. Kekalahan kaum muslimin disebabkan karena mereka lebih mementingkan dunia, sehingga takut berkorban untuk agamanya.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا تَبَايَعْتُمْ بِالْعِينَةِ وَأَخَذْتُمْ أَذْنَابَ الْبَقَرِ وَرَضِيتُمْ بِالزَّرْعِ وَتَرَكْتُمُ الْجِهَادَ سَلَّطَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ ذُلاًّ لاَ يَنْزِعُهُ حَتَّى تَرْجِعُوا إِلَى دِينِكُمْ

Apabila kamu melakukan jual beli dengan sistem ‘inah, kalian berada di belakang ekor sapi, ridha dengan cocok tanam dan meninggalkan jihad, niscaya Allah akan menjadikan kalian dalam kondisi kehinaan, Allah tidak akan mencabut kehinaan itu sampai kalian kembali kepada agama kalian. (HR. Abu Daud dan dishahihkan al-Albani)

Karena itu, para sahabat memahami bentuk membinasakan diri ketika kaum muslimin tidak mau berkorban, dan lebih memihak harta.

Allah berfirman di surat al-Baqarah:

وَأَنْفِقُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلَا تُلْقُوا بِأَيْدِيكُمْ إِلَى التَّهْلُكَةِ

Berinfaqlah di jalan Allah dan jangan kalian menjerumuskan diri kalian ke dalam kebinasaan… (QS. al-Baqarah: 195).

Aslam bin Imran bercerita tentang ayat ini,

Dulu kami pernah di Romawi, lalu kami melihat ada pasukan romawi yang luar biasa banyaknya. Tiba-tiba ada seorang pasukan muslim meringsek masuk menyerang pasukan Romawi sendirian. Hingga banyak orang berkomentar,

سُبْحَانَ اللَّهِ ! يُلْقِي بِيَدَيْهِ إِلَى التَّهْلُكَةِ

“Subhanallah, orang ini membinasakan dirinya sendiri.”

Mendengar komentar mereka, sahabat Abu Ayyub al-Anshari radhiyallahu ‘anhu langsung meluruskan,

يَا أَيُّهَا النَّاسُ ، إِنَّكُمْ تَتَأَوَّلُونَ هَذِهِ الآيَةَ هَذَا التَّأْوِيلَ ، وَإِنَّمَا أُنْزِلَتْ هَذِهِ الآيَةَ فِينَا مَعْشَرَ الأَنْصَارِ ، لَمَّا أَعَزَّ اللَّهُ الإِسْلامَ ، وَكَثُرَ نَاصِرُوهُ ، فَقَالَ بَعْضُنَا لِبَعْضٍ سِرًّا دُونَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّ أَمْوَالَنَا قَدْ ضَاعَتْ ، وَإِنَّ اللَّهَ قَدْ أَعَزَّ الإِسْلامَ ، وَكَثُرَ نَاصِرُوهُ ، فَلَوْ أَقَمْنَا فِي أَمْوَالِنَا فَأَصْلَحْنَا مَا ضَاعَ مِنْهَا ، فَأَنْزَلَ اللَّهُ عَلَى نَبِيِّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَرُدُّ عَلَيْنَا مَا قُلْنَا

Wahai sekalian manusia, kalian memahami ayat dengan tafsir yang tidak benar. Ayat ini – al-Baqarah: 195 – turun tentang kasus kami, orang anshar. Ketika Allah sudah memenangkan islam, dan banyak yang pengikutnya, sebagian orang anshar bisik-bisik dengan sesama mereka, tanpa diketahui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

“Harta kita sudah habis, sementara Allah telah memenangkan islam, pengikutnya sudah banyak. Coba kita urusi harta kita, dan kita cari ganti rugi harta yang kemarin.”

Kemudian Allah menurunkan surat alBaqarah: 195 kepada Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam, membantah apa yang kami ucapkan.

Kemudian Abu Ayub mengatakan,

فَكَانَتْ التَّهْلُكَةُ الإِقَامَةَ عَلَى الأَمْوَالِ وَإِصْلاحِهَا ، وَتَرْكَنَا الْغَزْوَ

Kebinasaan itu adalah ketika orang sibuk dengan dunia dan sibuk memperhatikan harta, serta meninggalkan jihad. (Tafsir al-Qurthubi, 2/362).

Ketika kaum muslimin hanya sibuk dengan kepentingan pribadi, yang dipikirkan hanya bagaimana agar bisa sukses, atau minimal mempertahankan kesuksesan, di saat itulah mereka akan ketakutan berkorban. Tidak heran jika mereka jadi bulan-bulanan umat non muslim.

Tsauban bercerita, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يُوشِكُ الأُمَمُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمْ كَمَا تَدَاعَى الأَكَلَةُ إِلَى قَصْعَتِهَا

Sebentar lagi, semua umat (kafir) berebut untuk menguasai kalian, sebagaimana mereka berebut makanan.

Para sahabat bertanya, “Apakah karena jumlah kami sedikit?”

Jawab Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

بَلْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيرٌ وَلَكِنَّكُمْ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ وَلَيَنْزِعَنَّ اللَّهُ مِنْ صُدُورِ عَدُوِّكُمُ الْمَهَابَةَ مِنْكُمْ وَلَيَقْذِفَنَّ اللَّهُ فِى قُلُوبِكُمُ الْوَهَنَ

Bahkan kalian jumlahnya banyak ketika itu, namun kalian buih seperti buih di lautan. Dan Allah akan cabut kewibawaan kalian di hadapan musuh kalian. Dan Allah akan menyematkan penyakit wahn di hati kalian.

Sahabat bertanya, “Apa itu wahn?”

Jawab beliau,

حُبُّ الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ

“Cinta dunia dan takut mati.” (HR. Abu Daud 4299 dan dishahihkan al-Albani).

Demikian, Allahu a’lam.(al-Inaya)