Wednesday, October 5, 2016

Syurga Dalam Penjelasan Al-Qur'an

Insan mana yang tidak mendambakan kenikmatan yang paling tinggi dan abadi. Yaitu Surga. Yang di dalamnya terdapat bejana-bejana dari emas dan perak, istana yang megah dengan dihiasi beragam permata, dan berbagai macam kenikmatan lainnya yang tidak pernah terlihat oleh mata, terdengar oleh telinga, dan terbetik di hati.

Dalam Al Qur’an banyak sekali ayat-ayat yang menggambarkan kenikmatan-kenikmatan Surga. Diantaranya Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

مَثَلُ الْجَنَّةِ الَّتِيْ وُعِدَ الْمُتَّقُوْن فِيْهَا أَنْهَارٌ مِنْ مَاءٍ غَيْرِ ءَاسِنٍ وَاَنْهَارٌ مِنْ لَبِنٍ لَمْ يَتَغَيَّرْ طَعْمُهُ وَاَنْهَاٌر مِنْ خَمْرِ لَذَّةٍ لِّلشَّارِبِيْن وَأَنْهَارٌ مِنْ عَسَلٍ مُصَفّىَ وَلَهُمْ فِيْهَا مِنْ كُلِّ الَّثمَرَاتِ وَمَغْفِرَةٌ مِنْ رَبِّهِمْ كَمَنْ هُوَ خَالِدٌ فِى النَّارِ وَسُقُوْا مَاءً حَمِيْمًا فَقَطَّعَ أَمْعَاءَهُمْ 
(QS. Muhammad :15)

15. (apakah) perumpamaan (penghuni) jannah yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tidak beubah rasanya, sungai-sungai dari khamar yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang disaring; dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari Rabb mereka, sama dengan orang yang kekal dalam Jahannam dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong ususnya?

Baca jugak keutamaan shalat lima waktu
Di dalam ayat lain Allah SWT berfirman .” (QS. Al Waqiah : 10-21)

وَالسَّابِقُوْنَ السَّابِقُونْ, أَوْلَئِكَ اْلمُقَرَّبُوْن , فِيْ جَنَّةٍ النَّعِيْمِ, ثُلَّةٌ مِنَ الْاَوَّلِينْ, وَقَلِيْلٌ مِنَ اْلاَخِرِينْ, عَلَى سُرُرٍ مَوْضُوْنَةٍ , مُتَّكِئِيْنَ عَلَيْهَا مُتَقَابِلِيْن, يَطُوْفُوْنَ عَلَيْهِمْ وِلْدَانٌ مُخَلَّدُوْن,بِأَكْوَابٍ وَأَبَارِيْقَ وَكَأْسٍ مِنْ مَعِينْ, لاَيُصَدَّعُوْنَ عَنْهَا وَلَايُنْزِفُونْ, وَفَكِهَةٍ مِمَّا يَتَخَيَّرُوْن, وَلَحْمِ طَيْرٍ مِمَّا يَشْتَهُوْن

10. dan orang-orang yang beriman paling dahulu,
11. mereka Itulah yang didekatkan kepada Allah.
12. berada dalam jannah kenikmatan.
13. segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu,
14. dan segolongan kecil dari orang-orang yang kemudian[1450]
15. mereka berada di atas dipan yang bertahta emas dan permata,
16. seraya bertelekan di atasnya berhadap-hadapan.
17. mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda,
18. dengan membawa gelas, cerek dan minuman yang diambil dari air yang mengalir,
19. mereka tidak pening karenanya dan tidak pula mabuk,
20. dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih,
21. dan daging burung dari apa yang mereka inginkan.

[1450] Yang dimaksud adalah umat sebelum Nabi Muhammad dan umat sesudah Nabi Muhammad SAW.

Di samping mendapatkan kenikmatan-kenikmatan tersebut, orang-orang yang beriman kepada Allah SWT kelak akan mendapatkan
pendamping (istri) dari bidadari-bidadari Surga nan rupawan yang banyak dikisahkan dalam ayat-ayat Al Qur’an yang mulia, diantaranya :
وَحُوْرٌ عِيْن , كَأَمْثَالٍ اللُؤْلُؤِ اْلمَكْنُون,

“Dan (di dalam Surga itu) ada bidadari-bidadari yang bermata jeli laksana mutiara yang tersimpan baik.” (QS. Al Waqiah : 22-23)
فِيْهِنَّ قَصِرَاتُ الطَّرْفِ لَمْ يَطْمِثْهُنَّ إِنْسٌ قَبْلَهُمْ وَلَا جَانْ,
“Dan di dalam Surga-Surga itu ada bidadari-bidadari yang sopan, menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni Surga yang menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh jin.” (QS. Ar Rahman : 56)
كَأَنَّهُنَّ اْليَاقُوْتُ وَاْلمَرْجَانِ

“Seakan-akan bidadari itu permata yakut dan marjan.” (QS. Ar Rahman : 58)

إِنَّا أَنْشَأْنَهُنَّ إِنْشَأً, فَجَعَلْنَهُنَّ أَبْكَارًا, عُرُبَا أَتْرَابًا
“Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan penuh cinta lagi sebaya umurnya.” (QS. Al Waqiah : 35-37)

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam menggambarkan keutamaan-keutamaan wanita penduduk Surga dalam sabda beliau :

“ … seandainya salah seorang wanita penduduk Surga menengok penduduk bumi niscaya dia akan menyinari antara keduanya (penduduk Surga dan penduduk bumi) dan akan memenuhinya bau wangi-wangian. Dan setengah dari kerudung wanita Surga yang ada di kepalanya itu lebih baik daripada dunia dan isinya.” (HR. Bukhari dari Anas bin Malik radliyallahu ‘anhu)

Baca jugak pengertian tafsir birrakyi
Dalam hadits lain Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda :

Sesungguhnya istri-istri penduduk Surga akan memanggil suami-suami mereka dengan suara yang merdu yang tidak pernah didengarkan oleh seorangpun. Diantara yang didendangkan oleh mereka : “Kami adalah wanita-wanita pilihan yang terbaik. Istri-istri kaum yang termulia. Mereka memandang dengan mata yang menyejukkan.” Dan mereka juga mendendangkan : “Kami adalah wanita-wanita yang kekal, tidak akan mati. Kami adalah wanita-wanita yang aman, tidak akan takut. Kami adalah wanita-wanita yang tinggal, tidak akan pergi.” (Shahih Al Jami’ nomor 1557)

Apakah hanya orang-orang beriman dari kalangan laki-laki dan bidadari-bidadari saja yang menjadi penduduk Surga? Lalu, bagaimana dengan istri-istri kaum Mukminin di dunia, wanita-wanita penduduk bumi?

Istri-istri kaum Mukminin yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya tersebut akan tetap menjadi pendamping suaminya kelak di Surga dan akan memperoleh kenikmatan yang sama dengan yang diperoleh penduduk Surga lainnya, tentunya sesuai dengan amalnya selama di dunia.

Tentunya setiap wanita Muslimah ingin menjadi ahli Surga. Pada hakikatnya wanita ahli Surga adalah wanita yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya.

Kriteria Wanita Penghuni Surga
Dari tulisan Ustadz Azhari Asri pada kajia Wanita Ahli Surga & Ciri-Cirinya sebagaimana terdapat pada kitab Majmu’ Fatawa karya Syaikhul Islam Ibnu Tamiyyah juz 11 halaman 422-423. Terdapat beberapa kriteria wanita ahli surga, walaupun bukan merupakan suatu batasan tetapi kriteria tersebut seluruhnya masuk dalam kerangka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Allah Ta’ala berfirman :

تلك حدود الله ومن يطع الله ورسول يدخله جنت تجري من تحتها الانهار خالدين فيها وذالك الفوز العظيم

š13. (Hukum-hukum tersebut) itu adalah ketentuan-ketentuan dari Allah. Barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya kedalam syurga yang mengalir didalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan Itulah kemenangan yang besar. (QS. An Nisa’ : 13)

1. Bertakwa.
2. Beriman kepada Allah, Malaikat-Malaikat-Nya, Kitab-Kitab-Nya, Rasul-Rasul-Nya, hari kiamat, dan beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk.
3. Bersaksi bahwa tiada ilah yang berhak disembah kecuali Allah, bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadlan, dan naik haji bagi yang mampu.
4. Ihsan, yaitu beribadah kepada Allah seakan-akan melihat Allah, jika dia tidak dapat melihat Allah, dia mengetahui bahwa Allah melihat dirinya.
5. Ikhlas beribadah semata-mata kepada Allah, tawakkal kepada Allah, mencintai Allah dan Rasul-Nya, takut terhadap adzab Allah, mengharap rahmat Allah, bertaubat kepada-Nya, dan bersabar atas segala takdir-takdir Allah serta mensyukuri segala kenikmatan yang diberikan kepadanya.
6. Gemar membaca Al Qur’an dan berusaha memahaminya, berdzikir mengingat Allah ketika sendiri atau bersama banyak orang dan berdoa kepada Allah semata.
7. Menghidupkan amar ma’ruf dan nahi mungkar pada keluarga dan masyarakat.
8. Berbuat baik (ihsan) kepada tetangga, anak yatim, fakir miskin, dan seluruh makhluk, serta berbuat baik terhadap hewan ternak yang dia miliki.
9. Menyambung tali persaudaraan terhadap orang yang memutuskannya, memberi kepada orang, menahan pemberian kepada dirinya, dan memaafkan orang yang mendhaliminya.
10. Berinfak, baik ketika lapang maupun dalam keadaan sempit, menahan amarah dan memaafkan manusia.
11. Adil dalam segala perkara dan bersikap adil terhadap seluruh makhluk.12. Menjaga lisannya dari perkataan dusta, saksi palsu dan menceritakan kejelekan orang lain (ghibah).
13. Menepati janji dan amanah yang diberikan kepadanya.
14. Berbakti kepada kedua orang tua.
15. Menyambung silaturahmi dengan karib kerabatnya, sahabat terdekat dan terjauh.

Wallahu A’lam Bish Shawab.
Artikel by: https://al-inaya.blogspot.co.id/