Dalam hidup bertetangga ternyata banyak juga problemnya. Problematika hidup bertetangga berkaitan dengan beragam hal, baik dalam lingkungan kompleks perumahan atau di perkampungan. Problematika bertetangga lebih besar dan menonjol justru di dalam lingkungan masyarakat yang heterogen (majmuk) ke timbang dalam masyarakat homogen yang umimnya masih diikat oleh hubungan kekeluargaan.
1. Kehidupan Individualis.
sudah dapat diperkirakan bahwa dalam masyarakat heterogen seperti di daerah perkotaan akan mungcul sikap dan prilaku hidup bertetangga yang cenderung individualistis. Yakni orang orang yang lebih senang hidup sendiri, menyendiri dan paling hanya bersama keluarganya saja. Orang orang yang bersikap dan berprilaku dan berprilaku seperti ini mempunyai beberapa karakteristik antara lain sebagai berikut.
Pertama, egaoitis. Orang yang egoistis artinya dia lebih mengedepankan egonya, keakuan, kepentingan dirinya dan masa bodoh dengan orang lain. Baginya yang penting dirinya yang untung, mendapatkan kekayaan dan kedudukan, meskipun harus menginjak injak kepentingan dan merampas hak orang lain atau teman dan saudaranya sendiri. Padahal Allah SWT. melarang orang orang yang bersikap seperti itu. sebagaimana dinyatakan dalam firmannya,
ولاتأكلوا أموالكم بينكم بالباطل وتدلوا بها إلى الحكام ليكلوا فريقا من أموال الناس بالأثم وأنتم تعلمون
artinya: Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian lainnya di antara kamu dengan jalan yang batil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat mamakan sebagian dari pada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui , (al-Baqarah: 188).
Kedua, Ekskusif artinya tertutup. Orang yang eksklusif adalah mereka yang suka menutup dirinya terhadap tetangga, sehingga orang lain tidak dapat mengenal dekat dan bergaul dengannya kecuali orang orang tertentu, keluarga dan teman teman dekatnya saja. Alinayah