Nabi Ilyas diutus kepada penduduk Baalbek, sebelah barat Kota Damaskus (Libanon Timur sekarang). Dia mengajak kaumnya beribadah hanya kepada Allah dan meninggalkan penyembahan terhadap patung yang mereka namakan Ba`la. Hal inilah yang mengakibatkan mereka menganiayanya. Ibnu Abbas mengatakan bahwa Ilyas adalah paman Nabi Ilyasak.
Namun betapapun gigihnya Nabi Ilyas berdakwah, kaumnya tidak mau mendengarkannya. Maka Allah menghukum mereka dengan azab didunia dan akhirat.
Selepas kematian Nabi Sulaiman A.S., kerajaan telah mengalami perpecahan. Pengaruh syaitan telah berleluasa. Manusia yang beragama diejek-ejek. Undang-undang Somaria telah membunuh kebanyakan golongan yang mengetahui dan mengikuti akidah yang sebenar. Pengaruh kejahatan menjadi semakin buruk dan Allah telah menghantar Nabi Ilyas A.S. untuk memulihkan manusia pada zaman pemerintahan Raja Ahab dari Israil. Baginda berusaha berusaha bersungguh-sungguh untuk menyelamatkan manusia daripada mempercayai banyak tuhan dan melarang mereka menyembah Tyrian Bal.
Baginda juga menasihati manusia untuk menyembah Allah dan mengelakkan diri daripada melakukan kejahatan. Apabila usahanya tidak dihiraukan dan tidak membuahkan hasil, baginda tiba-tiba muncul sebeum raja dan tukang tiliknya memberitahu yang arus deras dan kebuluran akan melanda negeri tersebut. Baginda juga memberitahu yang Tyrian Bal tidak mempunyai kuasa untuk menahan bencana tersebut. Para penduduk tidak mengendahkan amarannya dan tidak mengubah kepercayaan mereka. Kenabian Nabi Ilyas akhirnya terbukti benar dan seluruh negeri dilanda banjir besar dan rakyat mengalami kebuluran. Selepas dua tahun, Nabi Ilyas memohon Allah mengurniakan belas kasihan dan keampunan-Nya kepada penduduk yang kebuluran itu. Mereka telah mengakui kekuasaan Allah dan berasa sangat menyesal.
Sejurus selepas arus deras berhenti dan Allah telah menarik balik sumpahannya, Allah telah menyuruhnya memanggil al-Yas'a menggantikannya. Baginda melaksanakan perintah Allah dengan penuh ketaatan dan hilang secara misteri. Terdapat satu petikan dalam ayat al-Quran yang bermaksud:
وَاذْكُرْ إِسْمَاعِيلَ وَالْيَسَعَ وَذَا الْكِفْلِ وَكُلٌّ مِنَ الأخْيَارِ(٤٨
" Dan ingatlah akan Ismail, Ilyasa dan Zulkifli. Semuanya termasuk orang-orang yang paling baik" (Shaad, 28: 48) .
NABI HARUN AS
Nabi Harun adalah saudara Musa dan partner (pasangan) dakwahnya dalam mengajak Firaun beriman kepada Allah, karena kefasihan dan kepandaiannya berbicara. Musa mewakilkan urusan kaumnya kepada Harun ketika ia pergi menemui Allah di bukit Thur. Namun Samiri menyebarkan fitnah mengajak Bani Israel menyembah patung anak sapi yang terbuat dari emas. Nabi Harun mengajak mereka kembali menyembah Allah, tetapi mereka semakin menunjukkan kesombongan. Ketika Nabi Musa kembali dan menyaksikan apa yang dilakukan kaumnya, dia memarahi saudaranya, Harun. Kisah Nabi Harun dapat dibaca pada kisah Nabi Musa
NABI DZULKIFLI AS
Al Qur'an tidak mengisahkan riwayat nabi Dzulkifli dan kepada siapa ia diutus. Ahli Tarikh hanya menyebutkan bahwa beliau putra Ayyub. Allah SWT menamakan Dzulkifli karena ia selalu melaksanakan beberapa perbuatan baik yang dibebankan kepadanya. Didalam surat Al Anbiyaa' ayat 85-86 dijelaskan "Ismail, Idris dan Dzulkifli, termasuk orang-orang yang sabar. Kami masukkan mereka dalam rahmat kami. Sesungguhnya mereka adalah termasuk orang-orang yang saleh".
Termasuk salah seorang nabi yang saleh, di mana ia melakukan 100 kali salat dalam satu hari. Konon ceritanya dia mendapat tugas mengadili kaumnya secara adil dan mengurusi mereka dengan baik, tugas itu pun dilakukan. Karena itu ia dinamakan Zulkifli (yang dibebani tugas).
Demikian kisah ini semoga bermanfaat.