Friday, April 20, 2018

ANJURAN ILMU PENGETAHUAN DALAM ISLAM

Mutiara islam yang paling utama dari segala sifat-sifat kemulyaan. Setiap debu amal tanpa adanya ilmu mungkin akan tertolak karena tidak tepat dengan adanya syarat yang berlaku. Oleh karena itu setiap kalangan para sahabat pada zaman islam terdahulu di awal-awal kemajuan islam telah mengorbankan hampir seluruh tenaga upaya mereka untuk mensyiarkan ilmu pengetahuan dan menentang sekeras-kerasnya bagi pihak-pihak yang mencoba menghalangi mereka untuk mensyarkan ilmu pengetahuan
Ditengah kesibukannya menghadapi lautan peperangan yang ganas dan hanya mempunyai sgelintir masa untuk mendakwahkan dan menuntut ilmu secara mendalam, mereka menyadari betapa pentingnya menorehkan sebuah ilmu pengetahuan untuk masa yang akan datang. Maka dengan semangatan mereka dalam menggali ilmu pengetahuan sudah terbukti banyak kepada generasi sekarang manfaat ilmu pengetahuan mengenai isi atau kandungan ayat suci Al-quran dan hadist.
[baca tatacara makan dan minum
 Sahabat pada masa dulu hanya mempunyai sedikit waktu untuk menggali ilmu pengetahuan karena disibukkan oleh peperangan yang setiap waktu akan membawa mereka kepadanya namun para sahabat ini teguh dan tetap mementingkan ilmu pengetahuan dan memndalaminya sehingga generasi berikutnya seperti pada masa sekarang dapat menikmati lautan ilmu yang sudah di gali oleh mereka pada masa kejayaan islam, ketika pada saat itu islam berkembang dengan pesatnya ketika pada saat itu mereka sibuk dengan peperangan. Dikala islam sudah berkembang dan islam semakin pesat wahyu ilahi turun, ayat-ayat al-quran turun kepada Nabi  dalam surat Al-taubah 122:

وما كان المؤمنون لينفرو ا كافة فلولا نفر من كل فرقة منهم طائفة ليتفقهوا فى الدين ولينذروا قومهم إذا رجعوا إليهم لعلهم يحذرون (التوبة – 122 )
Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mukmin itu pergi semuanya (kemedan perang) Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan dari mereka di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam ilumu pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya supaya mereka itu dapat menjaga dirinya (al-Quran : At-Taubah, 122)
Abdullah bin Abbas (r.a) menerangkan :“sesubgguhnya lembaran ayat-ayat suci Al-Qur;an yang telah diwahyukan pada zaman permulaan Islam adalah menyeru setiap orang mukmin untuk keluar di jalan Allah SWT” sebagaimana ayat berikut:
إلا تنفروا يعذبكم عذابا اليما (التوبة 39 )
“Jika kamu tidak berangkat untuk berperang , Niscaya Allah akan menyiksa kalian dengan siksaan yang amat pedih (At-Taubah : 29)
إنفروا خفافا وثقالا وجاهدوا بأموالكم وأنفسكم في سبيل الله (التوبة: 31 )
“ Berangkatlah maupun dalam keadaan merasa ringan atau berat, dan berjihatlah dengan harta dan dirimu di jalan Allah (At-Taubah : 31)

Lembaran ayat suci tersebut telah di Nasyakh dengan ayat yang memberikan nasihat supaya hanya satu pihak atau satu golongan dari setiap perkumpulan untuk meninggalkan mereka menuju peperangan.
Sahabat pada saat itu jumlahnya sangat sedikit dan mereka semua terpaksa memegang tanggung jawab yang begitu besar dari semua bidang keagamaan dan kepemerintahan,oleh karena itu Allah SWT dengan segala limpah rahimnya telah memberika bermacam-macam ilmu kepada semua para sahabat dan Allah memberikan kemampuan kepada mereka dari segala hal sehingga semua pekerjaan bisa diselesaikan dengan baik dan benar.setelah berakhirnya kegemilangan para sahabat , nur Islam sudah memancar dan berkembang dengan pesatnya sehingga pada saat ini kita merasakan sejuknya dan harmonisnya agama Islam.
Dari para sahabat terdahulu sangat banyak sekali Ahli hadist dan Ahli fiqih karena pada kejayaan Islam umat islam bukan lagi semua berjuang dalam medan pertempuran namun sebagian mereka memperdalam ilmu-ilmu agama seperti ilmu Hadist, ilmu Fiqih, Qurra’ dan lain sebagainya di antara sahabat ahli hadist adalah
Abu Hurairah (5374 hadits)
Bernama lengkap Abdurrahman bin Shakhr ad-Dausi. Rasulullah memberinya julukan “Abu Hurairah” sebab Abdurrahman seringkali menggendong kucing kecilnya kesana kemari. Ia juga pernah meriwayatkan hadits tentang seorang wanita yang masuk neraka gara-gara kucing.
Abu Hurairah mulai hidup bersama Rasululah di Madinah pada tahun 7 H usai perang Khaibar. Meski demikian, Abu Hurairah berhasil menimba ilmu sebanyak-banyaknya dari Nabi. Hal tersebut tak lepas dari doa Nabi kepada Abu Hurairah. Suatu hari Nabi mendoakan Abu Hurairah agar memiliki hafalan yang kuat. Menurut Abu Hurairah, sejak itu ia tak pernah lupa sesuatupun yang ia dengarkan dari Nabi.
2. Abdullah bin Umar (2630 hadits)
Sosoknya terkenal sebagai pemuda cerdas lagi rajin ibadah. Abdullah ikut berhijrah ke Madinah sedang ia masih berusia 11 tahun. Gelora keislaman Abdulllah semakin berkobar ketika umat Islam mulai berperang. Sayang ia baru dibolehkan ikut ketika berumur 15 tahun perang Khandaq pecah.
3. Anas bin Malik (2286 hadits)
Nama lengkapnya Anas bin Malik bin an-Nadhar bin Dhamdham al-Anshari al-Khazraji. Anas lahir di Madinah 8 tahun sebelum Nabi hijrah ke kota tersebut. Sejak umur 10 tahun, Anas bin Malik bekerja sebagai khadim (pelayan) di rumah Nabi.
4. Aisyah (2210 hadits)
Sebagai Ummu al-Mukminin, Aisyah memiliki sejumlah keutamaan dalam dirinya. Tak hanya cerdas, sosoknya juga terkenal kuat menghafal. Dalam usia yang sangat muda, Aisyah mampu menguasai berbagai disiplin ilmu keislaman. Mulai dari ilmu tafsir, hadits, fiqh, faraidh (ilmu warisan), syair, hingga ilmu kedokteran sekalipun.
Hal tersebut tergambar dari beberapa kesaksian para sahabat dan tabi’in. Suatu hari Urwah bin Zubair, seorang keponakannya berkata, “Aku tak pernah melihat seseorang yang lebih pintar dalam ilmu fiqh (agama), kedokteran dan syair selain Aisyah.
5. Abdullah bin Abbas (1660 hadits)
Sejak kecil Ibnu Abbas, “demikian panggilan akrabnya- sudah menunjukkan kecerdasan dan semangatnya dalam menuntut ilmu. Olehnya, Rasulullah pernah mendekap Ibnu Abbas lalu mendoakannya, “Ya Allah, faqihkanlah ia perkara agama-Mu, dan ajarilah ia tafsir kitab-Mu.”
Sepeninggal wafat Nabi, ghirah Ibnu Abbas menuntut ilmu tak menjadi surut. Tanpa bosan ia mendatangi satu persatu para sahabat sekedar bertanya berbagai perkara yang belum diketahuinya. Alhasil, dalam waktu singkat Ibnu Abbas digelari sebagai faqih al-ashr (faqih di masanya) dan imam al-mufassirin (penghulu ahli tafsir). Ibnu Abbas juga berjuluk al-bahr (lautan ilmu).
Seiring perjalanan waktu, penglihatan Ibnu Abbas mulai berkurang hingga ia wafat di kota Thaif. Musnad Abdullah Ibnu Abbas mencapai 1660 hadits. 75 hadits diantaranya disepakati oleh al-Bukhari dan Muslim (muttafaq alaihi). Al-Bukhari meriwayatkan 120 hadits sedang Muslim sebanyak 9 hadits.
6. Jabir bin Abdullah (1540 hadits)
Jabir bin Abdullah meriwayatkan 1.540 hadist, Ayahnya bernama Abdullah bin Amr bin Hamran Al-Anshari as-Salami. Meski masih berumur kanak-kanak, Jabir termasuk pelaku Ba’iat al-Aqabah bersama ayah dan 70 orang sahabat Anshar lainnya. Mereka berikrar setia turut membantu Nabi Muhammad menguatkan dan menyiarkan agama Islam.
7. Abu Sa’id Al-Khudri (1170 hadits)
Bernama lengkap Sa’id bin Malik bin Sinan. Nasab al-Khudri berasal dari Khudrah bin Auf al-Harits bin al-Khazraj. Sedang ayahnya Malik bin Sinan, seorang sahabat yang syahid dalam peperangan Uhud. Abu Sa’id al-Khudri termasuk diantara para sahabat yang berbai’at kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam.
[baca selanjutnya sahabat Ahli Hadist
Ia meriwayatkan hadits dari banyak sahabat. Namun sumber yang paling terkenal adalah dari ayahnya sendiri Malik bin Sinan, saudaranya seibu Qatadah bin an-Nu’man, Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, dan sejumlah sahabat lainnya.
Demikian Semoga bermanfaat