Wednesday, May 16, 2018

Gugurkan Dosa Dengan Shalat

salam sejahtera semua kawan yang budiman semoga aktifitas kita pada saat ini lebih baik dari sebelumnya apalagi pada saat ini awal bulan Romadhan tahun 1439 H kali ini https://al-inaya.blogspot.co.id akan menjelaskan keutamaan shalat dan dampak dari shalat itu sendiri bagi dosa-dosa kita sehari-hari semoga tulisan ini bermnfaat dan bisa di aplikasikan dalam kehidupan yang nyata . sebuah hadits menjelaskan sbagaiberikut:

أبي ذر أن النبي صلى الله عليه وسلم خرج فى الشتاء والورق يتهافت فأخذ بعض من شجرة فجعل ذالك الورق يتهافت فقال يا أبى ذر قلت لبيك يارسول الله قال إن العبد المسلم ليصلي الصلوة يريج بها وجه الله فتهافت عنه ذنوبه كما تهافت هذ الورق عن هذه الشجرة(رواه أحمد بإسناد حسن فى الترغيب

''Dari Sayyidina Abu Dzar RA, bahwasanya Baginda Rasulullah SAW pernah keluar dari rumahnya ketika musim gugur di saat daun-daun berguguran dari pepohonan. Beliau mengambil setangkai ranting pohon, dan daun-daunnya langsung berguguran. Beliau berkata, ''Wahai Abu Dzar!'' Sayyidina Abu Dzar RA menyahut, ''Labbaik! (Aku siap sedia!)'', Beliau bersabda, ''Sesungguhnya seorang muslim yang menunaikan shalatnya semata-mata karena Allah SWT, maka dosa-dosanya akan berguguran sebagaimana daun-daun ini berguguran dari rantingnya.''(HR. Ahmad, dari Kitab At-Targhib)


Faidah :

Pada musim gugur, begitu banyak daun-daun berguguran dari pohonnya sehingga ada sebagian pohon yang daunnya tidak tersisa sehelai pun. Baginda Nabi SAW bersabda, ''Hasil shalat yang dikerjakan dengan ikhlas, semua dosa diampuni hingga tidak ada satu pun yang tersisa.''
Gururkan Dosa Dengan Shalat
Untuk dosa-dosa besar perlu bertaubat secara khusus. Ada satu hal yang perlu direnungkan. Menurut para ulama, berdasarkan kesimpulan dari ayat-ayat Al-Qur'an dan hadist-hadist Baginda Nabi SAW, shalat dan ibadah-ibadah yang lain hanya menghapus dosa-dosa kecil. Sedangkan dosa-dosa besar tidak dapat diampuni tanpa bertaubat secara khusus. Oleh sebab itu, selain mengerjakan shalat, hendaknya kita selalu bertaubat dan beristighfar, jangan sampai kita melalaikannya. Jika Allah SWT mengampuni dosa-dosa besar karena kemurahan-Nya sebab shalat kita, itu perkara lain.

عن أبي عثمان كنت مع سلمان تحت شجرة فأخذ غصنا منها يابسا فهزه حتى تحات ورقه ثم قال يا أبى عثمان ألا تسألني لم أفعل هذا قلت ولم تفعله قال هكذا فعل بي رسول الله صلى الله عليه وسلم وأنا معه تحت الشجرة فأخذ منها غصنا يا بسا حتى تحت ورقه فقال سلمان ألا تسألني لم أفعل هذا قلت ولم تفعله قال إن المسلم إذا توضئ فأحسن الوضوء ثم صلى الصلوة الخمس تحاتت خطاياه كما تحت هذا الورق . وقال أقم الصلوة طرفي النهار وزلفا من اليل إن الحسنات يذهبن السيأت ذالك ذكرى للذاكرين . (رواه أحمد والنسائي والطبراني)
''Dari Sayyidina Abu Utsman RA, ia berkata, ''Aku dan Sayyidina Salman RA berada di bawah sebatang pohon, lalu ia mengambil sebatang ranting kering dari pohon itu dan mengibas-ngibaskannya sehingga daun-daunnya berguguran. Ia berkata, ''Hai Abu Utsman, mengapa engkau tidak bertanya kepadaku, mengapa aku berbuat begini?'' Aku bertanya, ''Mengapa engkau berbuat demikian?'' Ia menjawab, ''Beginilah Baginda Rasulullah SAW melakukannya dihadapanku ketika aku bersama beliau di bawah sebatang pohon. Beliau mengambil ranting kering dan mengibas-ngibaskannya sehingga daun-daunnya berguguran. Lalu beliau bersabda, ''Wahai Salman, mengapa kamu tidak bertanya kepadaku mengapa aku berbuat begini?'' Aku bertanya, ''Mengapa engkau berbuat demikian?'' Beliau bersabda, ''Sesungguhnya jika seorang muslim berwudhu dengan sempurna, selanjutnya mengerjakan shalat lima waktu, niscaya dosa-dosanya gugur sebagaimana daun-daun ini berguguran.'' Beliau membacakan satu ayat yang artinya, ''Dan dirikanlah shalat pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada sebagian permulaan malam, sesungguhnya amal kebaikan menghapuskan kejahatan. Itulah nasihat bagi orang-orang yang mau menerima.''(HR. Ahmad, Thabrani, Nasa'i)


Faidah :
Perbuatan Sayyidina Salman RA yang ditunjukkannya dalam hadist tersebut, merupakan contoh kecil kecintaan para sahabat RA kepada Baginda Nabi SAW. Siapa pun yang mencintai seseorang, ia akan meniru tingkah laku orang yang dicintainya itu. Orang yang telah merasakan manisnya cinta, tentu memahami hakikat ini dengan baik. Begitu juga para sahabat RA ketika meriwayatkan sabda-sabda Baginda Nabi SAW sering menirukan perbuatan beliau seperti ketika beliau menyampaikannya.

Syaikh Maulana Muhammad Yahya Rahmatullah 'alaih memberikan 2 penjelasan pada hadist tersebut, yakni :

1. Melakukan dosa besar adalahh sesuatu yang jauh dari diri seorang muslim. Adanya perbuatan dosa besar pada dirinya adalah perkara yang sulit terjadi. Seandainya terjadi, jiwa seorang muslim tidak akan merasa tenang sebelum ia bertaubat. Jika seseorang telah berbuat dosa besar, maka keislamannya akan menuntutnya untuk benar-benar menyesali perbuatannya dan ia tidak akan merasa tenang sebelum ia menyucikan dirinya dengan bertaubat. Adapun dosa-dosa kecil, kadang kala tidak begitu diperhatikan dan dipedulikan, sehingga masih menjadi tanggungannya. Dengan shalat dan amal ibadah yang lain, dosa tersebut akan diampuni.

2. Seseorang yang shalat dengan ikhlas dan menunaikan adab serta sunnahnya, berarti ia sudah bertaubat (dianggap bertaubat jika dosa itu hanya berhubungan dengan Allah SWT. Untuk dosa yang berhubungan dengan manusia, ia harus meminta halal atau ia harus menyelesaikan masalah itu dengan orang tersebut, sesuai dengan syariat islam) dan beristighfar beberapa kali.


Hadist tersebut juga menganjurkan kita untuk menyempurnakan wudhu dengan memperhatikan adab-adab dan sunnah-sunnahnya. Salah satu sunnahnya adalah bersiwak. Bersiwak adalah sunnah wudhu yang sering diabaikan. Padahal disebutkan dalam sebuah hadist, ''Barangsiapa shalat dua rakaat dengan bersiwak lebih utama daripada tujuh puluh rakaat tanpa bersiwak.'' Dalam hadist lain dinyatakan, ''Jagalah siwak, karena dalam siwak terdapat sepuluh keutamaan, yaitu (1) membersihkan mulut, (2) menyebabkan Allah SWT ridha, (3) membuat setan marah, (4) dicintai Allah SWT dan para malaikat-Nya, (5) menguatkan gusi, (6) menghilangkan dahak, (7) mewangikan mulut, (8) mengilangkan cairan kuning yang mengganggu lambung, (9) memperjelas penglihatan, (10) menghilangkan bau mulut, serta bersiwak adalah sunnah Baginda Rasulullah SAW.'' (dari Kitab Al-Munabbihat, karya Ibnu Hajar Makki)


Para Ulama telah mengumpulkan sampai tujuh puluh kelebihan bersiwak, salah satu di antaranya akan memudahkan mengucapkan syahadat ketika akan meninggal dunia. Sebaliknya, menghisap candu mengandung tujuh puluh madharat, salah satu di antaranya akan menyebabkan lupa mengucapkan kalimat syahadat ketika akan meninggal dunia. Masih banyak pahala lain jika seseorang mengerjakan wudhu dengan sempurna. Sebuah hadist menyebutkan bahwa pada Hari Kiamat anggota tubuh yang dibasahi air wudhu akan bercahaya. Dengan cahaya itulah Baginda Nabi SAW akan mengenali umatnya secara langsung.(al-inaya)