Monday, July 30, 2018

Bagaiman Hukum bertato dalam pandangan Islam dan Fiqih

Tato adalah salah satu simbol yang dianggap tren bagi kawula muda, dan dan di akhir-akhir ini tato amat semarak dan popular, sebab tato sering di pamerkan bahkan sampai diperlombakan, bagaimana setatus tato menurut pandangan fiqih, mengingat cara pembuatannya ada yang ditaburi obat-obatan dan bercampur darah.

Jawab: Hukumnya najis, dan wajid dihilangkan jika tato tersebut di buat setelah dewasa dengan catatan tidak ada indikasi yang membahayakan kesehatan, dan tato tesebut tidak ada di dalam kulit,. Dan jika tato tersebut tertutupi oleh kulit, maka tidak wajib di buang, atau tidak tertutupi oleh kulit, namun ada indikasi yang membahayakan kesehatan, maka tidak wajib untuk dihilangkakn secara mutlak.

Baca: Hukum membeli lahan tanah kuburan 

(catatan: dan jika tato tersebut wajib dibuang maka kenajisan tato tersebut tidak di ma’fu dan shalat yang dikerjakan tidak sah.

Di dalam kitab Fiqhul Ibadat Syafi’e Jus 1 halaman 230 Maktabah Syamilah disebutkan :

ومن النجاسة الوشم فيجب عليه نزعه إن أمن ضررا يبيح تيمم وإلا فلا هذا إن كان فعله بعد التكليف أما إن فعله قبل التكليف فلا يضر ولا تجب إزالته. اهـ

Keterangan : Tato adalah sesuatu yang najis, oleh sebab itu wajib bagi orang yang bertato untuk menghilangkan tatonya jika aman dari sakit yang memperbolehkan tayammum, dan jika tidak aman dari sakit , maka tidak wajib untuk menghilangkannya. Hukum kewajiban menghilangkannya tato ini apabila pembuatan tato itu dibuat setelah dewasa (taklif/akal baligh) dan apabila pembuatan itu sebelum taklif maka hukumnya tidak apa-apa dan tidak wajib untuk menghilangkanya.

Di dalam kitab Ianatu al-thalibin Jus 1 halaman 108 Maktabah Dharul fikri disebutkan :

تتمة: تجب إزالة الوشم وهو غرز الجلد بالابرة إلى أن يدمي ثم يذر عليه نحو نيلة فيحضر لحمه هذا إن لم يخف محذورات التيمم في بابه أما إذا خاف فلا تلزمه مطلقا وقال البجيريمي إن فعله حال عدم التكليف كحالة الصغر والجنون لايجب عليه إزالته مطلقا وإن فعله حال التكليف فإن كان لحاجة لم تجب الازالة مطلقا وإلا فإن خاف من إزالته محذورات تيمم لم تجب وإلا وجبت ومتى وجبت عليه إزالته لايعفى عنها ولا تصح صلاته معه. اهـ

Keterangan: Menghilangkan tato hukumnya wajib. Difinisi tato adalah menusuk kulit dengan jarum sehingga berdarah , lalu ditaburi macam nilah (bahan pembuatan tato) sehingga daging berwarna hijau , kewajiban membuang tato tersebut jika tidak dikhawatirkan terjadi bahaya maka tidak wajib untuk dihilangkan secara mutlak. Imam Bujairimi berkata , jika pentatoan itu dilakukan sebeblum taklif(aqil dan Baligh)seprti saat-saat kecil atau saat gila. Maka tidak wajib untuk dihilangkan secara Mutlak, dan apabila tidak ada keperluan namun dikawatirkan bahaya ketika di hilangkan sebagaimana bahaya yang terdapat dalam tayammum, maka juga tidak wajib menghilangkannya. Dan apabila tidak dikawatirkan maka wajib untuk dihilangkan ketika setatus tato itu wajib di hilangkan maka kenajisan tato tidak di ma’fu dan shalat yang dikerjakan tidak sah.

Baca : Macam-macam kafir dalam pandangan Islam

Dalam kitab Tarsyih al-Mustafiidin halaman 35 Maktabah Harmain di sebutkan:

وتجب إزالة الوشم لحمله نجاسة تعدى بحملها إذهو غرز الابرة إلى أن يدمي ثم يذر عليه نيل أوكحل أونحوهما فإن متنع أجبره الحاكم وجوبا كرد المغصوب ولاتصح صلاته قبل إزالته وينجس مالاقاه مع رطوبة وإنما يحرم وتجب إزالته بشروط: الاول أن تكون فيه منفعة فإن كان فيه منفعة ولم يقم غيره مقامه جاز, الثاني أن يكون من هو فيه تجب عليه الصلاة وإلا بأن كان نحو مجنون لم تجب إزالته حتى يفيق. الثالث أن يكون حيا فلا تجب إزالته عن ميت ,. الرابع إنما تجب إزالته إن لم يخف منها محذور من محذورات التيمم  السابقة  كبطءالبرء وإلا لم تجب إزالته وإن تعدى به فإن لم يتعدى به  بأن فعل به مكرها أوفعله وهو غير مكلف لم تجب إزالته مطلقا عند م ر, وفي التحفة إن لم يخف حصول مشقة وإن لم تبح التيمم وحيث لم تجب إزالته يعفى عنه ولا ينجس ملاقيه. الخامس أن لايكتسي بجلد رقيق وإلا لم تجب إزالته على من يتعدى به لمنعه من مماسة النجاسة حينئذ.

Keterangan : Wajib hukumnya menghilangkan tato karena tato itu najis. Definisi tato adalah menusuk kulit dengan jarum sampai berdarah, kemudian ditaburi semacam nilab (bahan pembuat tato) atau celak dan semacamnya, apabila orang yang bertato melarang untuk dibuang tatonya, maka pihak yang berwenang boleh memaksanya secara wajib, karena hal tersebut sebagaimana mngembalikan barang yang di ghasob, dan shalatnya tidak sah sebelum menghilangkan tatonya, sementara sesuatu yang basah yang mengenai tato hukumnya menjadi najis.Adapun bertato itu hukumnya haram dan wajib untuk dihilangkan dengan beberapa syarat. Diantaranya adalah :

1. Tato tidak mempunyai kemanfatan
2. Orang yang bertato terkena tuntutan kewajiban untuk menjalankan shalat dan apabila tidak berkewajiban shalat seperti orang yang bertato itu gila maka tidak wajib menghilangkan tato sehingga ia sadar kembali.
3. Orang yang bertato masih hidup, maka tidak wajib menghilangkan tato dari oarng yang sudah mati.
4. Hukum menghilangkan kewajiban tato itu berlaku selama tidak menimbulkan Madarat/ sakit yang memperbolehkan bertayamum . seperti lambatnya kesembuhannya. Sebalikny, jika tidak dikhawatirkan , maka wajib untuk dihilangkan. Namun jika pembuatan tato itu karena dipaksa, atau ia membuat tato ketika belum dewasa , maka tidak wajib untuk menghilangkannya secara mutlak menurut imam Ar-romli. Sedangkan menurut keterangan dalam kitab al-tuhfah apabila tidak takut menimbulkan masyaqoh sekalipun masyaqoh yang tidak memperbolehkan untuk bertayammum. Dan apabila tidak wajib menghilangkan tato, maka tato hukumnya di ma’fu (di maafkan) dan sesuatu yang mengenai tato hukumnya tidak najis.
5. Tato tersebut tidak tertutupi oleh kulit yang tipis. Dan apabila tertutupi maka tidak wajib untuk menghilangkan tato atas seseorang yang membuat tato dengan sengaja karena tato tidak akan terkena najis.

Demikian artikel ini kami tulis semoga bermanfaat dan menjadi pelajaran bagi kita bersama, apabila anda suka dengan artikel ini tolong share artikel ini agar brmanfaat untuk orang lain terimakasih,(al-inaya.)