Salam hangat kepada kawan semua: pada artikel yang lalu kami telah menulis kisah seorang wanita yang meninggal melihat kuburan Rosul dan pada kali ini kami akan menulis sebuah kisah tentang kesederhanaan Rosulullah SAW. jangan lupa juga baca kisah wali songo dan kisah kisah para Nabi dan kisa yang lain disini.
Sekali peristiwa di mana Rosulullah SAW sedang berjalan di sebuah jalan yang ada di kota Madinah yang mana pada saat itu baginda meliah sebuah bangunan baru beserta kubah, baginda kemudian bertanya kepada para sahabat.
Apakah ini.?
Mereka memberitahukan kepada baginda bahwa ia adalah sebuah bangunan yang baru di bangun oleh seorang ansori, Rosulullah sejenak berdiam, pada suatu ketika datanglah seorang ansori yang membuat bangunan tadi ingin menghadap Rosulullah SAW dan mengucapkan salam kepada baginda seraya berkata Assalamu Alaikur Wr. Wb. Lantas Rosulullah memalingkan muka dari padanya, kemudia ansori tadi mengulangi salamnya yang kedua kalinya namun Rosulullah tidak menghiraukannya, seorang Ansori tadi sangat terkejut dan merasa bersalah kepada baginda dan tiombul sebuah pertanyaan di dalam hatinya mengapa baginda Rosul tidak menjawab salamnya. Setelah diselidiki ternyata Rosulullah pernah menanyakan tentang bangunan yang didirikannya itu, dengan tidak membuang waktu segeralah seorang Ansori tadi pergi ketempat bangunan tadi kemudian merobohkannya hingga rata dengan tanah dan hal tersebut tidak di sampaikan kepada Rosulullah SAW. sekali lagi baginda melintas dan berjalan melalui jalan yang tadi, dan kemudian Rosul bertanya .
“Dimana sebuah bangunan yang mempunyai sebuah kubah yang telah aku lihat pada hari yang lalu?”
Para sahabat memberitahukan tentang dirobohkannya bangunan tersebut yang dilakukan oleh seorang Ansori itu karena perbuatannya menyebabkan Rosulullah tidak begitu tenang jiwanya.
Baginda berkata:
Setiap banguna baru yang didirikan oleh seorang menjadi beban kepada seorang yang mendirikannya kecuali ia menjadi bangunan yang hak mutlak.
Inilah bakti dan kasih sayang sahabat kepada Rosulullah para sahabat tidak sanggup melihat perasaan Rosulullah SAW sedih, dan apabila ia dapati Rosulullah sedih dengan apa yang dilakukan para sahabat maka sahabat itu merubahnya tampa diberi tahukan kepda para Nabi sehingga Nabi menemukannya secara kebetulan saja.
Rosulullah sangat tidak senang melihat banguna yang di bangun yang sangat istimewa karena memang bangunan rumah beliau sangatlah sederhana yang di bangun dari pelepah kurma diman penutup dindingnya adalah tikar-tikar. Pernah suatu ketika belia bepergian Ummu Salmah membangun sebuah rumah yang dindingnya terbuat dari batu sekembalinya Rosulullah SAW lantas baginda bertanya kepadanya :
“Mengapa engkau lakukan ini?”
Lalu Ummu salmah menjawab :
“Wahai Rosulullah, ini adalah tempat untuk mendapatkan kediaman tersembunyi lagi sunyi.” Kemudian Rosulullah menjelaskan : “Pembelanjaan uang yang paling buruk adalah pembelanjaan untuk membangun sebuah bangunan “ Abdullah bin Amar r.a meriwayatkan:
“pada suatu hari diriku dan ibuku memperbaiki dinding rumah kami , secara kebetulan Rosulullah SAW melihat kami yang sedang bekerja dan beliau berkata:
“ kejatuhanmu sendiri (Matimu) adalah lebih dekat dari jatuhnya dinding ini”
Demikianlah para sahabat yang budiman tentang kisah Rosul memberikan perumpamaan yang begitu berarti kepada para sahabat akan buruknya dunia, namun umat pada saat ini begitu gencarnya membangun sebuah rumah dan tempat tinggal laksana istana yang megah padahal malaikat maut sudah sangat dekat dari padanya. Ingat hidup hanyalah sementara.
Semoga kisah ini memberikan nasihat yang berarti kepada kita semua Aminnn
Salam hangat dari https://al-Inaya.blogspot.co.id
Artikel by: https//al-inaya.blogspot.co.id