Dunia Islam dewasa ini terutama di Timur Tengah di goncangkan oleh peperangan sektarian antara Islam Suni dan Syi’ah. Masjid bukan lagi tempat yang aman untuk beribadah. Sering kita dengar Masjid Suni yang diledakan oleh kaum Syi’ah demikian pula kita dengar masjid kaum Syiah diledakan oleh kaum Suni. Kita yang awam ini jadi terheran heran , mengapa sesama Islam saling bunuh dan serang.
Perpecahan antara Islam Sunni dan Syiah telah memporak porandakan beberapa negara di Timur tengah seperti Syuriah, Irak, Yaman dan lain lain. Ada kekuatiran perpecahan ini akan meluas ke Negara lain yang terdapat pengikut Sunni dan Syiahnya . Di Indonesia dengan semakin banyaknya pengikut Syiah , aroma perpecahan itupun mulai terasa pula.
Kita di Indonesia ini belum banyak yang tahu tentang perbedaan aliran Suni dan Syi’ah ini. Syi’ah sudah ada di Indonesia sebelum Indonesia merdeka, hanya saja mereka merupakan kelompok minoritas , sehingga kita tidak banyak tahu tentang aliran Syi’ah ini. Selama ini tidak pernah ada masalah antara Islam Sunni dan Syi’ah di Indonesia karena sebagian besar umat Islam di Indonesia menganggap Sunni dan Syi’ah itu sama.
Banyak orang yang menyangka bahwa perbedaan antara Islam Sunni dengan Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah (Ja’fariyah) hanya sekedar dalam masalah khilafiyah Furu’iyah saja , seperti halnya perbedaan antara NU dengan Muhammadiyah, atau antara Madzhab Syafi’i dengan Madzhab Maliki.
Karena itu dengan adanya ribut-ribut masalah Sunni dengan Syiah, ada yang berpendapat agar perbedaan pendapat tersebut tidak perlu dibesar-besarkan. Selanjutnya mereka berharap, apabila antara NU dengan Muhammadiyah bisa diadakan pendekatan-pendekatan demi Ukhuwah Islamiyah, mengapa antara Syiah dan Sunni tidak bisa dilakukan pendekatan yang sama pula ?.
Apa yang mereka harapkan tersebut, tidak lain dikarenakan minimnya pengetahuan mereka mengenai aqidah Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah (Ja’fariyah). Sehingga apa yang mereka sampaikan hanya terbatas pada apa yang mereka ketahui.
Semua itu dikarenakan kurangnya informasi pada mereka, akan hakikat ajaran Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah (Ja’fariyah). Sedangkan apa yang mereka kuasai, hanya bersumber dari tokoh-tokoh Syiah yang sering berkata bahwa perbedaan Sunni dengan Syiah hanyalah seperti perbedaan antara Madzhab Maliki dengan Madzhab Syafi’i.
Padahal perbedaan antara Madzhab Maliki dengan Madzhab Syafi’i, hanya terjadi pada masalah Furu’iyah saja pada masalah Ushuul sama tidak ada perbedaan . Sedang perbedaan antara Sunni dengan Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah (Ja’fariyah), disamping dalam masalah Furuu’ juga terjadi perbedaan pada masalah Ushuul.(pokok).
Rukun Iman Syi’ah berbeda dengan rukun Iman Sunni , rukun Islamnya juga berbeda, begitu pula kitab-kitab hadistnya juga berbeda, bahkan sesuai pengakuan sebagian besar ulama-ulama Syiah, bahwa Al-Qur’an mereka juga berbeda dengan Al-Qur’an yang digunakan Sunni.
Apabila ada dari ulama mereka yang pura-pura (taqiyah) mengatakan bahwa Al-Qur’annya sama, maka dalam menafsirkan ayat-ayatnya sangat berbeda dan berlainan.
Sehingga tepatlah apabila ulama-ulama Sunni mengatakan : Bahwa Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah (Ja’fariyah) adalah satu agama tersendiri yang berbeda dengan Islam Sunni. .
Melihat pentingnya persoalan tersebut, maka di bawah ini kami nukilkan sebagian dari perbedaan antara aqidah Sunni ( Ahlussunnah Waljamaah) dengan aqidah Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah (Ja’fariyah).
RUKUN ISLAM
Rukun Islam Sunni (Ahlussunah waljamaah) ada 5 yaitu
Membaca dua kalimah sahadat (syahadatain)
Mengerjakan Shalat
Mengerjakan Puasa
Menunaiakan zakat
Menunaikan Hajji
Rukun Islam Syi’ah juga 5 tapi berbeda
Mengerjakan Shalat
Mengerjakan Puasa
Menunaikan Zakat
Menunaikan haji
Al Wilayah
RUKUN IMAN
Rukun Iman Sunni (Ahlussunnah) ada enam:
Iman kepada Allah
Iman kepada Malaikat-malaikat Nya
Iman kepada Kitab-kitab Nya
Iman kepada Rasul Nya
Iman kepada Yaumil Akhir / hari kiamat
Iman kepada Qadar, baik-buruknya dari Allah.
Rukun Iman Syiah ada 5 :
At-Tauhid
An Nubuwwah (kenabian)
Al Imamah
Al Adlu
Al Ma’ad (Kiamat)
SYAHADAT
Sunni (Ahlussunnah) mempunyai Dua kalimat syahadat, yakni: “Asyhadu An La Ilaha Illallah wa Asyhadu Anna Muhammadan Rasulullah”.
Syiah mempunyai tiga kalimat syahadat, disamping “Asyhadu an Laailaha illallah, wa asyhadu anna Muhammadan Rasulullah”, masih ditambah dengan menyebut dua belas imam-imam mereka.
IMAMAH
Ahlussunnah meyakini bahwa para imam tidak termasuk rukun iman. Adapun jumlah imam-imam Ahlussunnah tidak terbatas. Selalu timbul imam-imam, sampai hari kiamat.Karenanya membatasi imam-imam hanya dua belas (12) atau jumlah tertentu, tidak dibenarkan.
Syiah meyakini ada dua belas imam-imam mereka, dan termasuk rukun iman. Karena itu orang-orang yang tidak beriman kepada dua belas imam-imam mereka (seperti orang-orang Sunni), maka menurut ajaran Syiah orang tersebut kafir dan akan masuk neraka.
KHULAFAURRASYIDIN
Ahlussunnah mengakui kepemimpinan khulafaurrosyidin adalah sah. Mereka adalah: a) Abu Bakar, b) Umar, c) Utsman, d) Ali radhiallahu anhum
Syiah tidak mengakui kepemimpinan tiga Khalifah pertama (Abu Bakar, Umar, Utsman), karena dianggap telah merampas kekhalifahan Ali bin Abi Thalib (padahal Imam Ali sendiri membai’at dan mengakui kekhalifahan mereka). Merekapun meyakini bahwa Abu bakar, Umar dan Ustman sudah murtad dan keluar dari islam sesudah wafatnya Rasulullah.
KEMAKSUMAN PARA IMAM
Ahlussunnah berpendapat khalifah (imam) adalah manusia biasa, yang tidak mempunyai sifat Ma’shum. Mereka dapat saja berbuat salah, dosa dan lupa, karena sifat ma’shum, hanya dimiliki oleh para Nabi. Sedangkan kalangan syiah meyakini bahwa 12 imam mereka mempunyai sifat maksum dan bebas dari dosa.
PARA SAHABAT
Sunni (Ahlussunnah) menghormati para sahabat seperti Abu bakar, Umar dan Ustman dan melarang mencaci-maki beliau . Sedangkan Syiah mengangggap bahwa mencaci-maki dan melaknat para sahabat tidak apa-apa, bahkan berkeyakinan, bahwa para sahabat tersebut telah murtad setelah wafatnya Rasulullah SAW dan tinggal beberapa orang saja. Alasannya karena para sahabat membai’at Sayyidina Abu Bakar sebagai Khalifah.
SAYYIDAH AISYAH
Sayyidah Aisyah istri Rasulullah sangat dihormati dan dicintai oleh Ahlussunnah. Beliau adalah termasuk ummahatul Mu’minin. Sebaliknya Syiah melaknat dan mencaci maki Sayyidah Aisyah, memfitnah bahkan mengkafirkan beliau.
KITAB KITAB HADIST
Kitab-kitab hadits yang dipakai sandaran dan rujukan Ahlussunnah adalah Kutubussittah : Shahih Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abi Dawud, Sunan At-Tirmidz, Sunan Ibnu Majah dan Sunan An-Nasa’i. (kitab-kitab tersebut beredar dimana-mana dan dibaca oleh kaum Muslimin sedunia).
Kitab-kitab hadits Syiah hanya ada empat : a) Al Kaafi, b) Al Istibshor, c) Man Laa Yah Dhuruhu Al Faqih, dan d) Att Tahdziib. (Kitab-kitab tersebut tidak beredar, sebab kebohongannya takut diketahui oleh pengikut-pengikut Syiah).
AL-QUR’AN
Menurut Sunni ( Ahlussunnah) kitab Al-Qur’an yang ada sekarang tetap orisinil dan tidak pernah berubah atau diubah. Sedangkan syiah menganggap bahwa Al-Quran yang ada sekarang ini tidak orisinil. Sudah dirubah oleh para sahabat (dikurangi dan ditambah).
SYURGA
Menurut Sunni Surga diperuntukkan bagi orang-orang yang taat kepada Allah dan Rasul Nya. dan Neraka diperuntukkan bagi orang-orang yang tidak taat kepada Allah dan Rasul Nya. Menurut Syiah, surga hanya diperuntukkan bagi orang-orang yang cinta kepada Imam Ali, walaupun orang tersebut tidak taat kepada Rasulullah. Dan neraka diperuntukkan bagi orang-orang yang memusuhi Imam Ali, walaupun orang tersebut taat kepada Rasulullah.
RAJ’AH
Aqidah raj’ah tidak ada dalam ajaran Sunni ( Ahlussunnah.) Raj’ah ialah besok di akhir zaman sebelum kiamat, manusia akan hidup kembali. Dimana saat itu Ahlul Bait akan balas dendam kepada musuh-musuhnya.
Raj’ah adalah salah satu aqidah Syiah, dimana diceritakan bahwa nanti diakhir zaman, Imam Mahdi akan keluar dari persembunyiannya. Kemudian dia pergi ke Madinah untuk membangunkan Rasulullah, Imam Ali, Siti Fatimah serta Ahlul Bait yang lain. Setelah mereka semuanya bai’at kepadanya, diapun selanjutnya membangunkan Abu Bakar, Umar, Aisyah. Kemudian ketiga orang tersebut disiksa dan disalib, sampai mati seterusnya diulang-ulang sampai ribuan kali, sebagai balasan atas perbuatan jahat mereka kepada Ahlul Bait.
Orang Syiah mempunyai Imam Mahdi sendiri, yang berlainan dengan Imam Mahdi yang diyakini oleh Ahlussunnah, yang akan membawa keadilan dan kedamaian.
NIKAH MUT’AH
Nikah Mut’ah (kimpoi kontrak),menurut Sunni sama dengan perbuatan zina dan hukumnya haram. Sementara dalam Syiah nikah Mut’ah sangat dianjurkan dan hukumnya halal. Halalnya nikah Mut’ah ini dipakai oleh golongan Syiah untuk mempengaruhi para pemuda agar masuk Syiah. Padahal haramnya Mut’ah juga berlaku di zaman Khalifah Ali bin Abi Thalib.
KHAMAR
Khamer (arak) najis menurut Ahlussunnah. Menurut Syiah, khamer itu suci.
AIR BEKAS ISTINJAK
Air yang telah dipakai istinja’ (cebok) dianggap tidak suci, menurut ahlussunnah (sesuai dengan perincian yang ada). Menurut Syiah air yang telah dipakai istinja’ (cebok) dianggap suci dan mensucikan.
SEDAKEP
Diwaktu shalat meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri hukumnya sunnah. Menurut Syiah meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri sewaktu shalat dapat membatalkan shalat. (jadi shalat kebanyakan umat Islam di Indonesia hukum tidak sah dan batal, sebab meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri).
MEMBACA AMIN SESUDAH ALFATIHAH
Mengucapkan Amin diakhir surat Al-Fatihah dalam shalat adalah sunnah. Menurut Syiah mengucapkan Amin diakhir surat Al-Fatihah dalam shalat dianggap tidak sah dan batal shalatnya. (Jadi shalatnya Muslimin di seluruh dunia dianggap tidak sah, karena mengucapkan Amin dalam shalatnya).
TAQIYAH
Menurut Sunni Taqiyah mengucapkan sesuatu yang berbeda dengan isi hati termasuk perbuatan dusta dan munafik. Menurut Syiah mengucapkan sesuatu yang berbeda dengan isi hati (dusta) , untuk melindungi diri dari musuh dan lawan itu merupakan ibadah .
Taqiyah adalah satu rukun dari rukun-rukun Syiah , seperti halnya shalat. Ibnu Babawaih mengatakan:“Keyakinan kami tentang taqiyah itu adalah dia itu wajib. Barang siapa meninggalkannya maka sama dengan meninggalkan shalat.”[Al-I’tiqadat, hal.114].
Muhammad Al-Kulaini berkata(ula,ak syi'ah): “Bertaqwalah kalian kepada Allah ‘Azza wa Jalla dalam agama kalian dan lindungilah agama kalian dengan taqiyah, maka sesungguhnya tidaklah mempunyai keimanan orang yang tidak bertaqiyah. Dia juga mengatakan “Siapa yang menyebarkan rahasia berarti ia ragu dan siapa yang mengatakan kepada selain keluarganya berarti kafir.” .”[Al-KafiS 2/371,372 & 218].
Demikian telah kami nukilkan beberapa perbedaan antara aqidah Sunni ( Ahlussunnah Waljamaah) dan aqidah Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah (Ja’fariyah). Harapan kami semoga pembaca dapat memahami benar-benar perbedaan-perbedaan tersebut. Selanjutnya pembaca yang mengambil keputusan (sikap). Masihkah mereka akan dipertahankan sebaga Muslimin dan Mukminin ? (walaupun dengan Muslimin berbeda segalanya).
Sebenarnya yang terpenting dari keterangan-keterangan diatas adalah agar masyarakat memahami benar-benar, bahwa perbedaan yang ada antara Sunni ( Ahlussunnah) dengan Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah (Ja’fariyah) itu, bukan hanya dalam masalah Furuu’ (cabang-cabang agama) tetapi juga dalam masalah Ushuul (pokok/ dasar agama).
Apabila tokoh-tokoh Syiah sering mengaburkan perbedaan-perbedaan tersebut, serta memberikan keterangan yang tidak sebenarnya, maka hal tersebut dapat kita maklumi, sebab mereka itu sudah memahami benar-benar, bahwa Muslimin Indonesia tidak akan terpengaruh atau tertarik pada Syiah, terkecuali apabila disesatkan (ditipu). Oleh karena itu, sebagian besar orang-orang yang masuk Syiah adalah orang-orang yang tersesat, yang tertipu oleh bujuk rayu tokoh-tokoh Syiah. Mereka mengatakan bahwa Syiah dengan ahlusunah waljamaah itu sama . Tidak sedikit umat Islam yang berhasil mereka pedaya hingga jadi pengikut Syiah.
Perkembangan ajaran Syiah di Indonesia pada akhir akhir ini cukup pesat, banyak pasantren yang siswanya mendapatkan beasiswa dari Iran ketika mereka kembali ke Indonesia ikut menyebarkan ajaran Syiah ini. Dibeberapa tempat benturan antara penganut Syiah dengan Suni juga sudah mulai terjadi, seperti yang terjadi di Sampang Madura . Penyerangan jamaah Adzikra di Sentul oleh mereka yang mengaku dari kelompok Syiah. Ini merupakan pekerjaan rumah bagi pemerintah Indonesia dewasa ini, bagaimana agar benturan benturan ini tidak terjadi dan menimbulkan kekacauan sektarian seperti yang terjadi di Timur Tengah .
semoga bermanfaat Artikel by https://al-inaya.blogspot.co.id