Assalamu Alaikum Wr. Wb.
Akhir- akhir ini pemikiran “
Islam Liberal” semakin
digandrungi anak muda dan mahasiswa, karena dinilai membawa angin segar dalam
keagamaan. Tapi di balik dan atas nama
penyegaran itu, tersembunyi upaya untuk mereduksi doktrin Islam.Misalnya adanya
sepanduk “ Area Bebas Tuhan” di Bandung, juga berbagai pendapat lainnya yang
mendekonstruksi nilai-nilai luhur berdasarkan wahyu. Menurut saya, terasa ada
upaya mau membelokkan Islam Mekah ke Chicago bagaimana kita harus menyikapi.?
Timbulnya fenomina “Islam Liberal”ini, secara internal
menurut hemat saya, salah satunya disebabkan kebekuan di sementara kalangan
umat Islam saat ini. Sebelumnya, banyak Ijtihat keagamaan social yang penting
seharusnya ditelurkan tana menunggu –nunggu kasus merebak. Sehingga, karena
tidak ada ketegasan secara formal , mereka yang mengusung pemikiran bebas masuk
dari celah ini secara leluasa. Apalagi di era reformasi kini, yang serba bebas.
Pijakan” Islam liberal” meskipun membawa-bawa bendera Islam,
sesungguhnya bila dicermati tidak menggunakan metodologi Islam. Dalam berbagai
kajian, mereka emoh memakai metode ‘ulumul Quran. Ilmu-ilmu al-Qur’a, seperti
ilmu tafsir. Melainkan menggunakan hermeneutika, ilmu tafsir kontemporer yang
terinspirasi system penafsiran Bibel. Tidak memakai ulum al-Hadist, ilmu-ilmu
hadist, seperti dirayah, mempelajari struktur genealogi(periwayatan) hadist,
tetapi hanya memakai takwil metaforis dan pendekatan logika. Sementara logika
seperti kita tahu mempunyai banyak keterbatasan, lebih-lebih ketika
bersinggungan dengan hal-hal yang bersifat ghaib dan eskatologis(yang bersifat
futuristis kiamat, hari kebangkitan , alam akhirat, dan lain sebagainya).
Demikian pula dalam hal sejarah, gerakan ini tidaka
menggunakan pendekatan historis yang umum, melainkan menggunakan kritik sejarah
dengan menfikan fakta-fakta social yang snadnya berkesinambungan itu. Pada
hakikatnya di balik semua “kajian ilmiyah” ini ada maksud tertentu
mendekonstruksi Islam sebagai doktrin dan sistemm secara total dengan bertahap
melakukan study dan reinterpretasi terhadap hamper semua kategori ajaran dalam
agama Islam.
Di Indonesia, gerakan pemikiran bebas yang konon mendapat
dana besar dari LSM asing ini sebenarnya tidak orisinal.mereka telah mengadopsi
pemikiran-pemikiran yang telah menyimpang dari Mohammed Arkoun, Ali abder
Raziq, ‘Abid Al-Jabiri dan /hamid Abi Zayd, yang disebut terkhir ini sebenarnya
oleh mahkamah Ist’ rof Kairo dinyatakan keluar dari Islam. Forum Ulamak
Univesitas Al-Azhar menganjurkan Hamid Abu Zayd segera bertoba, dan jika tidak
bersedia ia harus dihukum mati. Karena abu Zayd mengatakan, Al-Quran adalah
produk budaya (muntaj Tsaqofi) ilmu al-qura’an adalah tradisi reaksionel, imam
kepada ghaib adalah indicator akal larut pada metos dan Arsy, malaikat,jin, surge dan neraka
adalah metos belaka. Pemikiran seperti ini, dan upaya penyebarannya sangat
berbahaya bagi keimanan umat Islam pada umumnya, lebih-lebih yang awam. Apa pun
alasannya yang dikemukakan. Kita wajib membendungnya.
Artikel By : Al-Inaya.Blogspot.com