Assalamu alaikum Wr. Wb.
Melalui konsultasi
aqidah yang di asuh oleh Ustadz H. Muhammad Baharun ini,saya ingin bertanya
tentang Ahli Sunnah Waljama’ah.Mengapa setiap kelompok saat ini enggan bila
tidak dikatakan Ahli Sunnah Waljama’ah mereka mengatakan bahwa Islam itu ya Ahlu
Sunnah Waljama’ah menurut pemahaman saya, sejak zaman Rosulullah dan para
sahabat, Ahlus Sunnah itu memang sudah ada.
Karena mereka pasti berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan
as-Sunnah. Sementara pendapat ((ijtihad)para sahabat yang ‘alim pada saat itu
juga mendapat apreasiasi dari syari’at. Sehingga hal ini diteruskan oleh
generasi tabi’in, tabi’ut tabi’in sampai ke ulamak yang datang berikutnya.
Yang ingin saya tanyakan siapakah yang merumuskan kembali
pradigma Ahlus Sunnah waljama’ah ini kemudian. Sehingga formulasinya semakin
jelas dapat membedakan dengan berbagai ragam kelompok – yang datang berikutnya
dengan mengklaim “ paling” Ahlus sunnah wal jama’ah. Siapakah ang merumuskan
mula pertama Ahlus sunnah Waljama’ah seperti yang sudah populer difahami sampai
kini.?
Wassalamu alaikum Wr. Wb..
Yang merumuskan gerakan kembali kepada Ahlus sunnah
Waljama’ah adalah ulama yang cukup terkenal dan tersohor di masanya. Yakni Imam
al-Asy’ari dan Imam al-Maturidi. Karena itu mereka yang mengikuti Ahlus sunnah
Waljama’ah sebagai istilah, maka kemudian dinisbatkan kepada doktrin yang
digariskan oleh kedua imam ahli teologi(aqidah) tersebut, yakni disebut
Asy’ari (pengikut atau penggagas pemikiran teologi asy’ari) atau Al-Maturidi
(pengikut atau penggagas pemikiran teologi Al-Maturidi)Imam Ibnu Hajar
Alhaythami mengatakan bahwa jika ahls sunnah wal-jama’ah disebutkan, maka yang
dimaksud adalah mereka yang mengikuti formulasi yang digagas oleh Imam al-Asy’aridan Imam
al-Maturidi (Tathir al-Janan Wa al-Lisan,hlm.7).
Dua tokoh inilah yang menjadi pelopor gerakan kembali kepada
ajaran yang menjadikan assunnah sebagai pijakan aqidah, Syari’ah dan Akhlak
sesudah al-Qur’an. Adapun Ijma’ para sahabat dan ulama beserta qiyas juga
diperhitungkan sbagai acuan penting di dalam menyelesaikan ketiga persoalan
pokok(akidah, syari’ah, dan akhlak) tersebut di atas.
Nama lengkap Imam asy’ari adalah Abu al-Hasan ali Asy’ari(w
324H/936M), beliau keturunan sahabar dekat Nabi Muhammad SAW, yaitu Abu Musya
Al-Asy’ari, pernah masuk paham Mu’tazilah , yang diplopori oleh al-Juba’I,
namun tidak lama kemudian ia keluar dari Mu’tazilah dan kembali kepada pangkuan
ajaran yang murni, yakni as-Sunnah, dan saat itulah dia mendeklarasikan paham
Ahlus sunnah wal Jama’ah secara formal. Karena as-Sunnah(yang sahih)dinilai satu-satunya
ajaran Nabi Muhammad SAW yang paling amat penting, hingga ajaran ini kenal
paling Mutawatir mata ranai (sanad)nya, karena itu paling patut
untuk diikuti secara konsekwendan konsisten.setelah itu banyak para ulama
memuji sikapnya ini , semua itu karena keteguhannya di dalam menyelamatkan
aqidah umat Islam dari kerusakan pemikiran – baik secara external yang terpengaruh yunani maupun secara
internal dengan ditandai munculnya sekte-sekte yang menjauhi kedua sumberutama
Islam:al-Qur’an dan Al-Hadits.
Kisah Nabi Adam A.S
Menurut Prof. Dr. Muhammad bin Alwy al-Maliky almagfurah,
sebagaimana yang ditulis di dalam
bukunya yang berjudul “Al-Mafahim Yajib an Tushashhah,h. 111), bahwa susungguhnya
pengikut awal teologi al-Asy’ari ini ternyata adalah para pembesar ulama, mereka
itu adalah para tokoh dan pakar hadits, fuqaha, dan mufassirin – yang semuanya
mendukung gerakan akidah yang telah dicanangkan oleh Imam Asy’ari ini. Di antaranya dapat disebut di sini ialah :
Imam Nawawi, Ibn Hajar al-Asyqolani, Iama al-Qurtubi, Imam Zakariya al-Anshari
dan lain sebagainya.
Artikel by Al-Inaya. blogspot.com