Tuesday, December 13, 2016

Perumus Gagasan Ahlus Sunnah Waljama’ah

Assalamu alaikum Wr. Wb.
 Melalui konsultasi aqidah yang di asuh oleh Ustadz H. Muhammad Baharun ini,saya ingin bertanya tentang Ahli Sunnah Waljama’ah.Mengapa setiap kelompok saat ini enggan bila tidak dikatakan Ahli Sunnah Waljama’ah mereka mengatakan bahwa Islam itu ya Ahlu Sunnah Waljama’ah menurut pemahaman saya, sejak zaman Rosulullah dan para sahabat, Ahlus Sunnah itu memang sudah ada.
Karena mereka pasti berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan as-Sunnah. Sementara pendapat ((ijtihad)para sahabat yang ‘alim pada saat itu juga mendapat apreasiasi dari syari’at. Sehingga hal ini diteruskan oleh generasi tabi’in, tabi’ut tabi’in sampai ke ulamak yang datang berikutnya.
Yang ingin saya tanyakan siapakah yang merumuskan kembali pradigma Ahlus Sunnah waljama’ah ini kemudian. Sehingga formulasinya semakin jelas dapat membedakan dengan berbagai ragam kelompok – yang datang berikutnya dengan mengklaim “ paling” Ahlus sunnah wal jama’ah. Siapakah ang merumuskan mula pertama Ahlus sunnah Waljama’ah seperti yang sudah populer difahami sampai kini.?
Wassalamu alaikum Wr. Wb..
Yang merumuskan gerakan kembali kepada Ahlus sunnah Waljama’ah adalah ulama yang cukup terkenal dan tersohor di masanya. Yakni Imam al-Asy’ari dan Imam al-Maturidi. Karena itu mereka yang mengikuti Ahlus sunnah Waljama’ah sebagai istilah, maka kemudian dinisbatkan kepada doktrin yang digariskan oleh kedua imam ahli teologi(aqidah) tersebut, yakni disebut Asy’ari (pengikut atau penggagas pemikiran teologi asy’ari) atau Al-Maturidi (pengikut atau penggagas pemikiran teologi Al-Maturidi)Imam Ibnu Hajar Alhaythami mengatakan bahwa jika ahls sunnah wal-jama’ah disebutkan, maka yang dimaksud adalah mereka yang mengikuti formulasi yang  digagas oleh Imam al-Asy’aridan Imam al-Maturidi (Tathir al-Janan Wa al-Lisan,hlm.7).
Dua tokoh inilah yang menjadi pelopor gerakan kembali kepada ajaran yang menjadikan assunnah sebagai pijakan aqidah, Syari’ah dan Akhlak sesudah al-Qur’an. Adapun Ijma’ para sahabat dan ulama beserta qiyas juga diperhitungkan sbagai acuan penting di dalam menyelesaikan ketiga persoalan pokok(akidah, syari’ah, dan akhlak) tersebut di atas.
Nama lengkap Imam asy’ari adalah Abu al-Hasan ali Asy’ari(w 324H/936M), beliau keturunan sahabar dekat Nabi Muhammad SAW, yaitu Abu Musya Al-Asy’ari, pernah masuk paham Mu’tazilah , yang diplopori oleh al-Juba’I, namun tidak lama kemudian ia keluar dari Mu’tazilah dan kembali kepada pangkuan ajaran yang murni, yakni as-Sunnah, dan saat itulah dia mendeklarasikan paham Ahlus sunnah wal Jama’ah secara formal. Karena as-Sunnah(yang sahih)dinilai satu-satunya ajaran Nabi Muhammad SAW yang paling amat penting, hingga ajaran ini kenal paling Mutawatir mata ranai (sanad)nya, karena itu paling patut untuk diikuti secara konsekwendan konsisten.setelah itu banyak para ulama memuji sikapnya ini , semua itu karena keteguhannya di dalam menyelamatkan aqidah umat Islam dari kerusakan pemikiran – baik secara external  yang terpengaruh yunani maupun secara internal dengan ditandai munculnya sekte-sekte yang menjauhi kedua sumberutama Islam:al-Qur’an dan Al-Hadits.
Kisah Nabi Adam A.S
Menurut Prof. Dr. Muhammad bin Alwy al-Maliky almagfurah, sebagaimana yang  ditulis di dalam bukunya yang berjudul “Al-Mafahim Yajib an Tushashhah,h. 111), bahwa susungguhnya pengikut awal teologi al-Asy’ari ini ternyata adalah para pembesar ulama, mereka itu adalah para tokoh dan pakar hadits, fuqaha, dan mufassirin – yang semuanya mendukung gerakan akidah yang telah dicanangkan oleh Imam Asy’ari ini.  Di antaranya dapat disebut di sini ialah : Imam Nawawi, Ibn Hajar al-Asyqolani, Iama al-Qurtubi, Imam Zakariya al-Anshari dan lain sebagainya.