Sunday, June 10, 2018

ISLAMNYA ABU ZHAR AL-GHIFARI SANG PEMBERANI

Abu zar al-Ghifari adalah seorang sahabat Nabi yang terkenal dengan perbendaharaan ilmu pengetahuan dan kesalehannya ,
Kata Ali r.a , “ Abu Zar Al-Ghifari adalah penyimpan jenis-jenis ilmu pengetahuan yang tidak dapat diperoleh oleh orang lain”

Ketika ia mula-mula mendengar tentang kerasulan Nabi, dia telah menghantar sandara laki-lakinya untuk menyiasat atau menyelidiki lebih mendalam mengenai orang yang mendakwa menerima berita dari langit. Setelah puas meneliti dan menyiasat ,saudrapun melaporkan kepada Abu Zhar al-Ghifari tentang Rasulullah SAW ia memceritakan bahwa Nabi adalah seorang yang mempunyai sopan-santun dan budi pekerti yang baik, ayat –ayat yang dibacanya kepada manusia bukan puisi dan bukan pula kata-kata ahli syair. Dia pun (Abu Zhar ) keluar mencari kenyataan yang sebenarnya menuju mekkah, setibanya di Makkah dia terus ke Baitul Haram , pada masa itu dia tidak kenal Nabi dan ia merasa takut untuk bertanya-tanya tentang Nabi, pada saat menjelang malam dia dilihat oleh Ali r.a . dan ia membawanya kerumahnya dan melayani Abu Zhar sebaik-baiknya sebagai seorang tamu. Ali tidak bertanya sesuatu apapun tentang maksud dan tujuan Abu Zhar ke Makkah. Pada keesokan harinya Abu Zhar pergi sekali lagi ke Baital Haram untuk mengetahui siapa dia Muhammad. Sekali lagi Abu Zhar gagal menemui Nabi karena pada masa itu orang-orang islam seang diganggu hebat oleh kafir-kafir musyrikin, sekali lagi Ali membawa Abu Zhar kerumahnya dan pada kedua itu Ali tidak bertanya tentang kedatangannya ke Makkah, menjelang malam ketiga Ali bertanya kepada Abu Ahar tentang kedatanganya ke Makkah dan bertanya:


Wahai Abu Zhar apa gerangan penyebab saudara datang ke kota ini.?
Sebelum menjawab Abu Zhar meminta kepada Ali berjanji untuk memberikan informasi yang benar. Kemudian iapun bertanya kepada Ali tentang Nabi Muhammad.
Ali berkata menjawab pertanyaan Abu Zhar:
“ Dia sesungguhnya pesuruh Allah, besok kau ikut aku, aku akan membawamu menemuinya. Tetapi Awas bencana yang buruk akan menimpa kamu kalau perhubungan kita diketahui orang. Diwaktu berjalan besok. Sekiranya besok ada bahaya yang akan mengancam kita maka aku akan menjauh darimu dan berpura-pura membetulkan kasutku. Tetapi engkau terus berjalan supaya orang tidak curiga kepada kita.

Keesokan harinya Abu Zhar di ajak oleh Ali menemui Rasulullah SAW. Tanpa banyak Tanya jawab langsung Abu Zhar memeluk Islam dengan mengucapkan kalimat syahadat, pada saat itu juga Rasulullah berpesan kepada Abu Zhar untuk tidak menyebarluaskan akan keislamannya dan menyuruhnya cepat kembali kerumahnya, akan tetapi Abu Zhar dengan beraninya menjawab :
Ya Raasulullah, aku bersumpah atas nama Allah yang jiwaku di dalam  tanganNya bahwa aku akan mengucap Kalimat Syahadat di hadapan kafir-kafir Musyrikin.
Selepas ia meninggalkan baginda dia mengarahkan langkahnya menuju ke Baital Haram dimana di hadapan kaum Musyrikin dan dengan suara yang lantang dia mengucapkan kalimat Syahadat.
أشهد أن لاإله إلا الله وأشهد أن محمد الرسول الله
“ Aku bersaksi tiada tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah”
Ketika orang yahudi mendengar ucapan Abu Zhar itu, orang-orang kafirpun menghantamnya dan menyerbunya, kalau tidak karena Abbas (Ayah Saudara Nabi yang ketika itu belum memeluk islam) Abu Zhar tentu menemui ajalnya.

Abbas berkata kepada orang-orang kafir “ tahukah kalian siapa orang ini.? Dia adalah dari puak Ghifar. Kahlifah-Khalifah kita yang berulang alik ke Syam terpaksa melalui perkampungan mereka . kalaulah ia dibunuh, mereka sudah tentu akan menghalangi perniagaan kita dengan Syam.


Pada hari berikutnya Abu Zhar mengucapkan kalimat syahadat yang kedua kalinya di hadapan orang-orang kafir Quraisy dan pada kali ini juga ia telah diselamatkan oleh Abbas.
Keghairahan Abu Zhar mengucapkan kalimat syahadat di hadapan kafir-kafir Quraisy sungguh-sungguh luar biasa kalau di kaji dari kontek larangan Nabi kepadanya, apakah dia boleh di tuduh sebagai orang yang melanggar terhadap larangan Nabi? “Tentu tidak” dia mengetahui apa yang sedang dialami Baginda Nabi, penderitaan yang berbentuk gangguan dalam usahanya menyebarkan agama.ia tau dengan apa yang ia lakukan berarti mencetuskan dirinya ke dalam bahaya.

Semangat keislaman beginilah yang telah menorehkan kepada sahabat mencapai puncak kejayaan dalam alam Lahiriyah ataupun batiniyah, keberania Abu Zhar ini sudah layak di contoh oleh umat islam dewasa ini dalam rangka usaha mereka menjalankan dakwah Islamiyah, Kekejaman,Penganiayaan, serta penindasan tidak semestinya melemahkan semangat mereka yang telah mengucapkan dua kalimah Syahadat. (Al-Inaya)