Friday, May 25, 2018

Cara mengkodak shalat witir

Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah
Soal:
Jika saya tertidur dan belum sempat mengerjakannya di malam hari, apakah boleh saya meng-qadha-nya? Jika boleh, kapan meng-qadha-nya?

Jawab:
Yang sunnah, hendaknya meng-qadha shalat witir di waktu dhuha setelah matahari meninggi sebelum ia tegak lurus. Dengan jumlah rakaat yang genap, tidak ganjil.
cara mengkodak shalat witir
Misalnya jika anda biasa shalat witir 3 rakaat di malam hari, lalu ia tertidur atau terlupa maka anda disyariatkan untuk meng-qadha-nya di siang hari sebanyak 4 rakaat dengan dua salam.

Jika anda biasa shalat witir 5 rakaat di malam hari, lalu ia tertidur atau terlupa maka anda disyariatkan untuk meng-qadha-nya di siang hari sebanyak 6 rakaat dengan tiga salam. Demikian seterusnya untuk rakaat yang banyak dari itu.

Berdasarkan hadits dari ‘Aisyah radhiallahu’anha, ia berkata:
كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا شغل عن صلاته بالليل بنومٍ أو مرض صلى من النهار اثنتي عشرة ركعة
“Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam biasanya jika tidak sempat shalat malam karena ketiduran atau sakit, maka beliau meng-qadha shalat tersebut di siang hari sebanyak 12 rakaat” (HR. Muslim, no. 746).

Dan shalat witir Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam umumnya sebanyak 11 rakaat. Maka yang sunnah adalah meng-qadha-nya dengan rakaat yang genap, dua rakaat dua rakaat, berdasarkan hadits yang mulia tersebut. Dan juga berdasarkan sabda Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam:

صلاة الليل والنهار مثنى مثنى
“Shalat (sunnah) di malam dan siang hari, dua rakaat dua rakaat” (HR. Ahmad no. 4776 dalam Musnadnya, Malik dalam Muwatha’).

Hadits ini dikeluarkan oleh Imam Ahmad dan Ahlus Sunan dengan sanad yang shahih, dan ashl-nya terdapat dalam Shahihain dari hadits Ibnu Umar radhiallahu’anhuma, namun tanpa menyebutkan “dan siang hari”. Namun tambahan ini shahih dalam riwayat yang kami sebutkan tadi yaitu riwayat Imam Ahmad dan Ahlus Sunan.
Wallahu waliyyut taufiq. Sumber: Al Fatawa Al Islamiyah, 1/347 (Al-Inaya/Islam)