Banyak
dari kalangan muslim yang merasa perjuangan seakan tidak ada keutamaan di
dalamnya bahkan mereka menjadikan perjuangan sebuah permainan yang tidak ada
artinya pemahaman seperti ini perlu kita kaji dalam hukum islam bahkan ada yang
memprofokasi berjuang akan menemukan kesulitan dan membuat orang sengsara.
Memang
dalam sebuah perjuangan akan menemukan kesulitan yang luar biasa fitnah yang
merajalela menghantam tapi keutamaannya dalam islam jugak sangat begitu tinggi
sehingga ada yang mengatakan perjuangan alat utama dalam kesuksesan dunia akhirat.
Kalau
kita tinjau dari hadist Nabi Muhammad SAW nomor urut pejuang berada dalam
urutan yang pertama sebagaimana sabda Nbi :
أُفْضَلُ النَّاِس مُؤْمِنٌ يُجَاهِدُ فِى سَبِيْلِ اللهِ بِنَفْسِهِ
وَمَاِلهِ, ثُمَّ مُؤْمِنٌ فِى شِعْبٍ مِنَ الشِّعَابِ يَتَّقِى اللهَ وَيَدَعُ
النَّاسَ مِنْ شَرِّهِ. رواه البخاري عن أبي سعيد.
Paling
utamanya manusia adalah orang mukmin yang berjuang dalam jalan Allah dengan
dirinya dan hartanya, kemudian orang mukmin dalam suatu Negara yang takut
kepada Allah dan meninggalkan manusia karena kejelekannya. Diceritakan oleh
imam Bukhori dari Abi Said.
Dari hadist di atas sudah kita ketahui bahwa
keutamaan berjihat itu termasuk dalam urutan pertama kemudian orang yang
bertaqwa kepada Allah dan urutan yang terakhir adalah orang yang meninggalkan
manusia karena kejelekaannya.
Perlu diketahui Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam menyemangati para sahabatnya untuk
memiliki andil dalam jihad fi sabilillah sesuai kemampuan dan kapasitasnya.
Sehingga setiap umat Islam tidak tertinggal dari pahala yang besar.
Dari Anas Radhiyallahu
'Anhu, bahwa Nabi Shallallaahu
'alaihi wa Sallam bersabda:
جَاهِدُوا اَلْمُشْرِكِينَ
بِأَمْوَالِكُمْ, وَأَنْفُسِكُمْ, وَأَلْسِنَتِكُمْ
“Berjihadlah melawan kaum musyrikin dengan
hartamu, jiwamu dan lidahmu." (HR. Ahmad dan Nasa'i. Hadits
shahih menurut Hakim)
Perjuangan
mengorbankan diri dan harta bukan hal yang mudah kita lakukan hanya segelintir
orang yang mau berjuang demi membela Agama, maka berjuanglah sebelum ajalmu
menjemputmu.
Dari Zaid bin Khalid Radhiyallahu 'Anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
مَنْ جَهَّزَ غَازِيًا فِي سَبِيلِ
اللَّهِ فَقَدْ غَزَا وَمَنْ خَلَفَ غَازِيًا فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِخَيْرٍ فَقَدْ
غَزَا
"Siapa yang menyiapkan kebutuhan seorang yang
berperang fi sabilillah maka sungguh ia telah ikut berperang. Dan siapa yang
mengurus keluarga orang yang berperang fi sabilillah dengan baik maka sungguh
ia telah ikut berperang." (Muttafaq 'Alaih)
Makna ghazwah dalam hadits di atas
adalah jihad. Maka orang yang menyiapkan sesuatu untuk orang yang berperang
adalah menyiapkan untuknya apa saja yang dibutuhkan dalam safar dan perangnya.
Apa keutamaan yang didapatkan orang yang menyiapkan tadi? Dia mendapat pahala
jihad atau dicatat untuknya pahala berperang fi sabilillah walaupun ia tidak
ikut berperang karena ia membantu orang yang sedang berperang fi sabilillah.
Keutamaan mendapat pahala berjihad juga didapatkan oleh orang yang
ikhlas dan amanah memenuhi kebutuhan keluarga mujahid yang ditinggalkan, berupa
memenuhi nafkah keluarga tersebut, mengobatkan yang sakit, membiayai pendidikan
anak-anaknya, dan semisalnya. Wallahu A’lam.
Artikel by: al-inaya.blogspot.co.id