Sunday, July 15, 2018

4 Penyebab Orang Menjadi Sombong

Sombong adalah sifat yang dilarang dalam islam, apasih arti sombong yang sebenarnya kalau kita kaji dari beberapa sumber yang ada sombong merupakan sifat yang berada dalam diri manusian yang membuat dirinya merasa lebih di atas orang lain . orang yang sombong merasa dirinya sempurna dan memandang dirinya berada di atas orang lain dalam al-Qur’an allah berfirman:
إنه لايحب المستكبرين
“sesungguhnya Allah tidak senang kepada orang-orang yang sombong”
Manusia kadang tidak tau dan tidak sadar akan kesombongan yang terjadi kepadanya.perbuatan yang dilakukan dianggap semuanya benar dan tepat sesuai dengan syariat padahal apa yang kita perbuat itu merupakan pelanggaran dan kecongkakan yang kita tampakkan kepada Allah SWT dan menimbulkan murkanya Allah SWT,

Sebuah aplikasi yang membuat heboh Indonesia pada saat ini yang sangat viral ditengah kalangan anak muda dan remaja yaitu Tik Tok telah membuat suatu yang sangat mengejutkan dan membuat anak muda sudah keluar dari norma agama dan membuat umat islam marah dengan aksi mereka, kenapa demikian karena kelakuan ombar-ombar aurat dan kata-kata kotor telah keluar dari mulut mereka yang mana hal tersebut menjadikan mereka Murtad atau keluar dari ajaran Islam.

 Penyebab Murtad, Setiap orang islam wajib memelihara dan menjaga keislamannya agar jangan sampai ada sesuatu yg merusak,membatalkan dan memutus islamnya,sebab semua itu adalah murtad, semoga kita dilindungi oleh Alloh dari perbuatan murtad. Pada zaman ini banyak orang yg sembrono dalama berkata2. Sehingga yg diucapkan sungguh sungguh mengeluarkan dirinya dari agama islam,sementara dia sama sekali tidak pernah menganggap bahwa yang diucapkan itu dosa ,perbutan murtad terbagi menjadi tiga hal.


Nah termasuk yang dimanakah kita pada saat ini yang tentunya banyak orang murtad karena perkataannya apalagi pada zaman sekarang anak muda sudah terobsesi dari Aplikasi yang ingin dirinya dipuji orang dan dikagumi orang padahal perbuatan yang ia lakukan adalah Murtad.
Kesombongan jugak yang membuat orang lupa akan hakikat kehidupan yang sebenarnya ada beberapa factor yang menyebabkan manusia sombong

1 Bertambahnya Harta
Kadang Manusia sombong dan angkuh apabila ia sudah sukses dalam dunia, banyak harta sehingga hartanya begitu melimpah gampang didapet, sehingga ia lupa dan terlena akan harta yang ia peroleh siapapun menjadi budaknya dan menjadi pesuruhnya tidak pandang siapa dia bahkan ibu kandungnyapun menjadi budak baginya. Allah Ta’ala berfirman,

كَلَّا إِنَّ الْإِنْسَانَ لَيَطْغَى (6) أَنْ رَآَهُ اسْتَغْنَى (7) إِنَّ إِلَى رَبِّكَ الرُّجْعَى (8)
 “Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, karena dia melihat dirinya serba cukup. Sesungguhnya hanya kepada Rabbmulah kembali(mu).” (QS. Al ‘Alaq: 6-8).

Manusia Telah Melampaui Batas, Al Qurthubi mengatakan bahwa yang dimaksud dengan thugyan (layathgho) dalam ayat adalah melampaui batas dalam bermaksiat. (Tafsir Al Qurthubi, 10: 75)

Dalam ayat di atas, Allah mengabarkan bahwa manusia begitu bangga dan sombong ketika melihat dirinyalah yang paling banyak harta. Lalu Allah memberikan ancaman dalam ayat selanjutnya yang artinya, “ Sesungguhnya hanya kepada Rabbmulah kembali(mu).” Maksudnya adalah kita semua akan kembali pada Allah lalu kita akan dihisab. Kita akan ditanya dari mana harta kita dikumulkan. Kita pun akan ditanya ke mana harta kita dimanfaatkan. Lihat Tafsir Al Qur’an Al ‘Ahzhim, 7: 604.

2. Bertambahnya kedudukan
Kedudukan membuat orang lupa mana yang harus dilakukan dan mana yang harus ditinggalkan, gara-gara jabatan mereka rela berbuat curang, menipu, dan berbuat keji demi kedudukan dan kemenagan padahal pangkat dan jabatan hanyalah titipan dari Allah SWT.
Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:

لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ. (رواه مسلم)
Tidak akan masuk surga seorang yang dalam hatinya ada sebiji dzarrah dari kesombongan. (HR. Muslim)

Yang demikian karena surga Allah سبحانه وتعالى persiapkan bagi orang-orang yang tidak sombong, sebagaimana firman-Nya:

تِلْكَ الدَّارُ اْلآخِرَةُ نَجْعَلُهَا لِلَّذِينَ لاَ يُرِيدُونَ عُلُوًّا فِي اْلأَرْضِ وَلاَ فَسَادًا وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ. (القصص: 83)
Negeri akhirat itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi. Dan kesudahan (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertaqwa. (al-Qashash: 83)

Demikian kerasnya ancaman di atas terhadap seorang yang memiliki sifat sombong, karena kesombongan itu adalah pakaian Allah. Maka terlalu lancang bagi seseorang yang memakai pakaian Allah tsb.

3.Bertambahnya ilmu
Orang yang berilmu juga tidak luput dari gangguan syetan yang menggoda, terbesit dalam hatinya “akulah yang paling cerdas dan paling pinter yang berhak untuk maju tidak ada orang yang cerda kecuali saya” dia tidak merasa darimana ia dilahirkan dan keadaan apa ia dilahirkan.
Wahb bin Munabbih berkata, “Sesungguhnya ilmu dapat membuat sombong sebagaimana harta.”
Masruq berkata, “Cukuplah seseorang dikatakan berilmu jika ilmu tersebut membuahkan rasa takut kepada Allah k. Sebaliknya, cukuplah seseorang dianggap bodoh tatkala membanggakan diri dengan ilmunya.”

4. Bertambah Ketaatan
Orang yang beribadah jugak tidak luput dari syetan yang mengganggu bahkan yang menjadi sasaran syetan adalah orang – orang yang taat dan beribadah sehingga kadang mereka tidak merasa telah berbuat sombong dengan ibadahnya.
Sebuah kisah ahli ibadah yang terjatuh dalam kesombongan tanpa disadari

Ketika itu aku berusaha mendekatkan diri kepada Allah ta’ala hingga aku pun senantiasa beribadah dan berdzikir di masjid, hari demi harinya hidup ku dedikasikan agar senantiasa ibadah dan ibadah tanpa mendalami ilmu, adapun ilmu hanya sebatas pelajaran yang aku dapatkan ketika waktu belajar tiba sedangkan selebihnya aku lebih banyak berdiam diri di masjid dengan melakukan berbagai ibadah baik shalat fardhu maupun sunnah, dzikir, shalawat, baca al-Qur’an dan lain-lain.

Seiring berlangsungnya masa rajinnya ibadahku itu, aku pun mulai melihat orang-orang di sekitarku itu mengecil (tdk lbh baik dariku), setiap kali orang lain menegurku aku pun tersenyum seraya hatiku bergumam, “aku ini orang paling alim di sini dan paling baik ibadahnya.” Pada saat itu Aku merasa dunia dan seisinya ini kecil sekali bagiku dan akulah yang besar karena aku merasa aku telah banyak melakukan berbagai macam ibadah yg disyariatkan Allah ta’ala dan akulah hamba Allah yang paling dekat dengannya. Adapun santri-santri lain aku merasa bahwa mereka beribadah karena adanya tuntutan & aturan pesantren sehingga ibadah mereka tak sebanyak dan serajin diriku maka wajarlah kalau aku lebih besar dan lebih baik daripada mereka.

Hal itu pun berlangsung cukup lama hingga masa futur pun tiba dan terhentilah keistiqamahanku saat itu, dan pada saat itu pula aku sama sekali tidak merasa keadaanku itu sedang terjangkiti penyakit hati karena dalam pikiranku “aku ini orang yg paling rajin ibadah.”

Lalu seiring bertambahnya ilmu, bertambahnya wawasan, dan di saat aku flashback (mengingat akan hal itu) ternyata keadaanku saat di ma’had dulu itu adalah keadaan yang paling berbahaya & paling mengerikan yang mana Iblis saja dikeluarkan dari surga karena kondisi tersebut yaitu: “SOMBONG” (Al-Kibru)

Tahukah kalian di mana letak kesalahanku saat itu ?

Letaknya adalah “aku merasa dirikulah yang paling dekat dengan Allah dan paling baik karena ketaatan dan ibadahku itu” dan inilah hakikat kesombongan yang sebenarnya yaitu meremehkan manusia.

Aku memang tidak menolak kebenaran karenanya Syaithon saat itu menjadikan diriku agar merasa bahwa akulah hamba Allah yang paling baik dan yang lainnya di bawahku dan perbuatan ini secara tidak langsung telah meremehkan banyak manusia.
  
Kisah ini dinukil dari kisah nyata yang dialami sahabat terbaikku dan ia selalu mengingatkan kami akan bahaya semacam ini ketika kami mengobrol, karena ketika kita merasa diri yang paling banyak ibadahnya, atau yang paling berilmu, sedangkan orang lain tidak lebih baik bahkan kecil di mata kita maka secara tidak langsung penyakit sombong sedang menggerayangi hati kita -Allahul Musta’aan- semoga kita senantiasa dijaga Allah ta’ala dari berbagai penyakit hati yang membinasakan kita, aamiin.(Al-Inaya) Wallahu A'lamu